Mohon tunggu...
Alin You
Alin You Mohon Tunggu... Insinyur - Penyuka fiksi, khususnya cerpen dan novel.

PPL (Penyuluh Pertanian Lapangan) • Penulis Amatir • Penyuka Fiksi • Penikmat Kuliner • Red Lover Forever • Pecinta Kucing

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

[Fiksi Horor dan Misteri] Kehebohan di Ruang Makan

28 September 2016   22:08 Diperbarui: 30 September 2016   18:23 705
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Terlihat Rudi menarik napasnya dalam-dalam.

"Plis atuh, Mang? Aya naon semalam?" Ranti mendesak Rudi, mengguncang-guncang tangan Rudi meminta penjelasan. Tapi Rudi bergeming.

"Sok lah. Tos berhasil si Mamang nya bikin urang sport jantung kieu. Bikin urang hilang selera makan." Ranti yang kesal mendorong kursinya ke belakang dan mulai berdiri. Dadanya naik-turun menahan amarah kepada Rudi yang telah berhasil mengerjainya pagi-pagi.

"Ulah marah kitu, ah. Sok atuh duduk deui. Oke, oke. Aku akan cerita perihal tadi malam. Tapi, janji. Jangan kaget, nya!" Rudi menahan Ranti dan memintanya duduk kembali di kursi. Ranti pun menurut. Selain ia juga penasaran dengan apa yang telah terjadi semalam.

"Semalam itu..." Rudi jeda sejenak. Mencoba menarik napasnya dalam-dalam dan kemudian menghembuskannya dengan sekali tarikan. "ada kehebohan di sini, di ruang makan ini tepatnya. Semalam itu seperti ada orang lagi nonton bareng bola. Teriak-teriak, berseru gol gol, tepuk tangan riuh. Pokoknya heboh pisan, lah."

Ranti melotot. "Jam berapa kejadiannya?" Soalnya ia dan Tika asli tak bisa tidur semalam. Tapi anehnya, ia sama sekali tak mendengar apa-apa dari ruang makan ini. Padahal kan kamarnya tepat berada di atas ruangan ini?

"Hm... sekitar jam dua-an gitu, deh?"

"Kalian belum pada tidur emangnya?" tanya Ranti, heran.

Rudi hanya menggeleng. "Tak ada yang bisa tidur semalam. Apalagi setelah mendengar kehebohan itu. Kang Willy kan penasaran, trus dia turun. Kamu tahu apa yang dilihat Kang Willy?"

"Apaan?" teriak Ranti keras, sehingga membuat beberapa pasang mata melirik ke arah Rudi dan Ranti.

"Sssttt.... Jangan teriak-teriak, malu!" Rudi mengingatkan sambil melotot. Ranti mengerucutkan bibirnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun