Puisi: Sehasta Memoar

Sehasta Memoar

Ketika kubuka kembali catatan kecil
yang pernah kutulis dahulu
Terlihat wajahmu samar
diantara tulisan-tulisan yang mulai pudar

Kertas lusuh berlembar-lembar itu
tetap tersimpan rapi
sama seperti kenangannya

Baca juga: Puisi: Anomali Pagi

Bahkan coretan-coretan
yang Kau tambahkan
di setiap penghujung tulisanku
masih cukup nampak keindahannya
bagi mataku yang sudah mulai mengabur

Catatan itu kubaca perlahan
dan tiba-tiba pikiranku mengembara
pada setiap sudut-sudut tempat
pada begitu banyak momen

dan Aku terus membacanya
Sampai lembar terakhir
Hingga Kutemukan konklusi;

Betapa intimnya kita saat itu
Bersenggama dengan waktu

Baca juga: Puisi: Gamang

Penajam Paser Utara, 18 Juli 2025
Ali Musri Syam Puang Antong

Baca juga: Puisi: Semesta Berbisik

Sebuah buku yang berisi catatan perjalanan cinta sepasang kekasih yang kini sudah tidak bersama lagi.