Mohon tunggu...
Ali Musri Syam
Ali Musri Syam Mohon Tunggu... Sekretaris - Belajar Menulis

Pekerja, menyukai sastra khususnya puisi, olahraga khususnya sepakbola, sosial politik. Karena Menulis adalah cara paripurna mengeja zaman, menulis adalah jalan setapak menjejalkan dan menjejakkan kaki dalam rautan sejarah, menulis menisbahkan diri bagi peradaban dan keberadaban. (Bulukumba, Makassar, Balikpapan, Penajam Paser Utara) https://www.facebook.com/alimusrisyam https://www.instagram.com/alimusrisyam/

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Hujan dan Diam

2 Oktober 2020   12:31 Diperbarui: 2 Oktober 2020   13:57 193
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi Pribadi Ali Musri Syam @AMS99

Hujan dan Diam

Pagi menunggu pasrah
Selubung kabut menari-nari tipis
Hujan semalam mengguyur sadis
Tanah, batu, tumbuhan basah sejadi-jadi

Menjelang siang Kau hadir kembali
Berkelindan dalam ingatan
Hujan masih merambat
Rindu tak tahu menambat

Dingin sepanjang hari
Hujan enggan berhenti
Menyusuri jalan-jalan basah
Mengotori sepasang sepatu, menyisakan pilu

Lalu Kau dan Aku
Saling menanti dalam diam
Entah siapa yang akan mulai bicara
Dengan celoteh paling memburu

Penajam Paser Utara, 2 Oktober 2020

Ali Musri Syam Puang Antong

*Puisi Sebelumnya : https://www.kompasiana.com/alimusrisyam/5f752418097f360f807cf564/episentrum-pagi

*Puisi Lainnya : https://www.kompasiana.com/alimusrisyam/5f685c794fdf9118f62ed2f2/aku-cemburu

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun