Mohon tunggu...
Ali Musri Syam
Ali Musri Syam Mohon Tunggu... Sekretaris - Belajar Menulis

Pekerja, menyukai sastra khususnya puisi, olahraga khususnya sepakbola, sosial politik. Karena Menulis adalah cara paripurna mengeja zaman, menulis adalah jalan setapak menjejalkan dan menjejakkan kaki dalam rautan sejarah, menulis menisbahkan diri bagi peradaban dan keberadaban. (Bulukumba, Makassar, Balikpapan, Penajam Paser Utara) https://www.facebook.com/alimusrisyam https://www.instagram.com/alimusrisyam/

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Karam

30 Agustus 2020   22:55 Diperbarui: 30 Agustus 2020   23:50 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

*Persembahan 75 Puisi Merdeka #42

Karam

Bahtera itu sungguh besar
Tak mungkin gentar
Melewati arus gelombang besar
Pun badai topan menggelegar

Bahtera itu akan sampai ketitian
Puncak kayangan
Pulau impian
Taman harapan

Nasib naas datang
Pertengahan jalan
Penumpang berselisih paham
Persekongkolan

Berebut jatah makan
Carut marut kian terpampang
Semua ambisi kekuasaan
Konstitusi-perselingkuhan

Ia pun akhirnya karam

Balikpapan, 22.08.2020
Ali Musri Syam Puang Antong

*Baca Puisi Lainnya :

https://www.kompasiana.com/alimusrisyam/5f4b33f0d541df5d793166e2/nasib-seorang-veteran

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun