Bu Lestari langsung nyambung, matanya berapi-api.
"Dan hasilnya? WC pos ronda tetap bau, lampu mati tiga bulan gak diganti, dan jadwal ronda sering kosong karena 'sedang ada tugas luar' maksudnya main gaplek di warung Bu Surti sambil nonton sinetron."
Mas Dodi manggut-manggut.
"Persis kayak kabinet! Semua jabatan ada, pasukan lengkap, struktur rapi kayak org chart perusahaan multinasional tapi jalan depan rumah Pak Lurah masih berlubang kayak kawah. Katanya 'sedang dalam proses lelang tahun depan'. Proses lelang apaan? Lelang siapa yang mau nambal duluan?"
Bu Lestari, yang mulai masuk mode filosofis karena efek kopi tubruk plus malam-malam begini, bersuara pelan tapi menusuk:
"Menurutku, mereka bukan kerja buat rakyat. Mereka kerja buat... catatan administratif sejarah. Biar cucunya bisa pamer di sekolah: 'Kakekku pernah jadi menteri, lho!' meski cuma 17 hari, gak ngapa-ngapain, cuma foto-foto dan tanda tangan berkas yang gak dibaca."
Mas Dodi langsung angkat jempol.
"Itu namanya 'Prestise Jabatan Seumur Jagung'. Kayak kita dulu jadi 'Ketua Panitia 17 Agustusan', tapi cuma bertugas bagi-bagi bendera plastik dan nulis nama pemenang lomba balap karung terus namanya dipajang di papan pengumuman sampai sekarang, padahal panitianya udah pada pindah kota."
Pak Karsono ketawa.
"Ya udah, biarin aja. Toh, di pos ronda ini kita udah punya sistem sendiri:
Kalau ada masalah selesaikan dengan remi.
Kalau remi gak selesai selesaikan dengan gorengan.
Kalau gorengan habis tidur aja. Besok lusa urus lagi.
Dan kalau tetangga marah-marah? Kasih dia gorengan gratis langsung senyum lagi."
Ketika negara sibuk mengganti menteri, rakyat sibuk mengganti kartu remi.
Ketika elite sibuk rapat zoom, warga sibuk rapat di pos ronda dengan agenda utama: "Siapa yang bayar kopi?"
"Lebih baik jadi Ketua Ronda Seumur Hidup daripada Menteri Seumur Jagung karena ronda beneran jaga warga, bukan cuma jaga citra."
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI