Mohon tunggu...
Alfred Benediktus
Alfred Benediktus Mohon Tunggu... Menjangkau Sesama dengan Buku

Seorang perangkai kata yang berusaha terus memberi dan menjangkau sesama. I Seorang guru di SMP PIRI, SMA dan SMK Perhotelan dan SMK Kesehatan. I Ia juga seorang Editor, Penulis dan Pengelola Penerbit Bajawa Press. I Melayani konsultasi penulisan buku. I Pemenang III Blog Competition kerjasama Kompasiana dengan Badan Bank Tanah

Selanjutnya

Tutup

Humor Pilihan

Ketika Jabatan Menteri Lebih Cepat Berganti dari Giliran Ronda Malam

17 September 2025   23:30 Diperbarui: 17 September 2025   22:25 10
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(olahan GemAIBot, dokpri)

Ketika Jabatan Menteri Lebih Cepat Berganti Dari Giliran Ronda Malam

Malam itu, langit Dusun Pondok sedang bersahabat. Gerimis kecil baru saja berlalu, meninggalkan aroma tanah basah yang bikin kangen masa kecil, waktu hidup masih sederhana, dan masalah negara cuma jadi bahan obrolan warung kopi, bukan trauma kolektif.

Di pos ronda RW 07 (yang atapnya bocor tapi WiFi-nya juara) empat orang duduk melingkar di atas tikar lusuh yang sudah jadi saksi bisu ribuan obrolan mulai dari harga cabai sampai kiamat. Di tengah mereka: piring tempe goreng renyah, tahu isi yang masih ngebul, segelas kopi tubruk yang hitam pekat, dan satu HP Android yang sedang memutar ulang siaran langsung pengumuman reshuffle kabinet jilid ke-7 dalam tiga tahun terakhir.

Pak RT: lelaki paruh baya dengan perut buncit hasil konsumsi gorengan tiap ronda baru saja mengunyah gigitan terakhir tempe, lalu mengangkat alisnya.

"Wah... reshuffle lagi," katanya pelan, seolah sedang mengumumkan kematian tokoh penting.
"Ini udah berapa kali, Dik?"

Mas Dodi: anak muda berkacamata minus tapi lebih sering nonton TikTok politik daripada kerja langsung cek timeline-nya.
"Ini reshuffle ke-7, Pak. Artinya, tiap 5 bulan sekali Presiden ganti menteri. Lebih cepat dari giliran jaga kita yang sebulan sekali dan itu aja sering bolong."

Bu Lestari: ibu-ibu dengan gaya bicara cepat dan volume tinggi nyerocos sambil nyeruput kopi.
"Ya ampun, jangan-jangan mereka reshuffle cuma biar dapet foto resmi pake jas bagus buat LinkedIn. 'Mantan Menteri Investasi 2025, Pengalaman: 3 Bulan, Prestasi: Foto Bareng Presiden'."

Pak Karsono: mantan aktivis ormas yang sekarang jadi tukang parkir resmi pos ronda langsung ketawa ngakak,
"Iya bener! Nanti kalau pensiun, CV-nya tebel kayak novel: "...mantan..anu, mantan ani..."

Obrolan pun mulai mengalir deras, seperti air hujan yang nyemplung ke ember bocor di pojok pos ronda.

Pak RT, yang dulu guru olahraga tapi sekarang ahli strategi gaplek, mulai serius.
"Ini kayak di pos ronda kita dulu, lho. Ingat tahun lalu? Kita bikin 'struktur kepengurusan ronda' biar kelihatan profesional. Ada Ketua Umum, Wakil Ketua Urusan Gorengan, Sekjen Tiket Parkir, Bendahara Uang Kembalian, Koordinator Humas yang kerjanya cuma upload foto ronda pake filter sunset plus Tim Ahli Strategi Tidur Saat Jaga."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun