Mohon tunggu...
Alfred Benediktus
Alfred Benediktus Mohon Tunggu... Menjangkau Sesama dengan Buku

Seorang perangkai kata yang berusaha terus memberi dan menjangkau sesama. I Seorang guru di SMP PIRI, SMA dan SMK Perhotelan dan SMK Kesehatan. I Ia juga seorang Editor, Penulis dan Pengelola Penerbit Bajawa Press. I Melayani konsultasi penulisan buku. I Pemenang III Blog Competition kerjasama Kompasiana dengan Badan Bank Tanah

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

[cerpenpolitik] Kwik dan Akhir dari Sebuah Suara

29 Juli 2025   19:34 Diperbarui: 29 Juli 2025   19:34 121
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Beberapa hari kemudian, di depan gedung Kwik Kian Gie School of Business, seorang anak kecil meletakkan bunga. Ia tak tahu banyak tentang Kwik. Ia hanya tahu dari ayahnya: "Beliau adalah orang yang selalu berpihak pada yang lemah."

Angin berhembus. Bunga itu bergoyang pelan.

Dan di suatu tempat, mungkin, suara itu masih ada, bukan dalam bentuk kata-kata, tapi dalam hati mereka yang pernah membaca, pernah mendengar, pernah merasa: ada yang masih peduli.

Bangsa ini kehilangan lebih dari sekadar seorang ekonom.
Kita kehilangan suara yang tak pernah diam.
Suara yang tak butuh sorotan, tapi selalu hadir saat kebenaran dipertaruhkan.

Kita kehilangan Kwik.
Dan mungkin, untuk pertama kalinya, kita benar-benar merasa:
Siapa yang akan bicara untuk rakyat jika semua yang berani telah tiada?

Tapi harapan masih ada.
Karena selama masih ada yang membaca tulisannya,
masih ada yang mengingat keteguhannya,
masih ada yang menolak kompromi demi kebenaran,
maka Kwik belum benar-benar pergi.

Ia hanya sedang menunggu kita,
untuk meneruskan suaranya.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun