Mohon tunggu...
Alfred Benediktus
Alfred Benediktus Mohon Tunggu... Menjangkau Sesama dengan Buku

Seorang perangkai kata yang berusaha terus memberi dan menjangkau sesama. I Seorang guru di SMP PIRI, SMA dan SMK Perhotelan dan SMK Kesehatan. I Ia juga seorang Editor, Penulis dan Pengelola Penerbit Bajawa Press. I Melayani konsultasi penulisan buku. I Pemenang III Blog Competition kerjasama Kompasiana dengan Badan Bank Tanah

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Bayang-Bayang di Kota Surabaya

18 Juli 2025   19:09 Diperbarui: 18 Juli 2025   19:16 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(olahan GemAIBot, dokpri)

Maya mulai menyelidiki. Bukan dengan cara yang dramatis, tapi dengan kepekaan seorang istri yang tahu suaminya sedang bersembunyi. Ia melihat notifikasi yang muncul, melihat ekspresi wajah Reza saat menerima panggilan, dan mencium aroma parfum asing di bajunya.

Luna adalah seorang manajer marketing di salah satu proyek Reza. Perempuan itu muda, cantik, dan penuh percaya diri. Maya pernah melihat fotonya di media sosial. Senyumnya manis, tapi di mata Maya, kini terlihat seperti senyum yang merusak hidupnya.

**

(olahan GemAIBot, dokpri)
(olahan GemAIBot, dokpri)

Puncaknya terjadi di sebuah malam hujan. Reza mengatakan akan pulang malam karena ada rapat. Maya, yang biasanya diam saja, memutuskan untuk menunggu. Jam menunjukkan pukul 11 malam ketika Reza akhirnya membuka pintu.

"Kamu belum tidur?" tanyanya kaget.

Maya duduk di meja makan, dengan secangkir teh hangat di depannya. "Aku mau bicara."

Reza melepas jaketnya, tatapan matanya menghindar. "Ada apa?"

"Siapa Luna?"

Wajah Reza berubah. Untuk sesaat, ia terdiam. "Dia... teman kerja. Ada apa dengan dia?"

"Jangan bohongi aku, Reza," suara Maya mulai bergetar. "Aku tahu. Aku tahu kalian sudah bertemu, kau makan malam dengan dia, dan kau menginap di hotel."

Reza tak menjawab. Hanya diam, dengan ekspresi bersalah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun