Misalnya, ketika kami memasak bakso dengan mie campur sayur (akomodatif karena yang kakak suka mie dan adik suka bakso, maka masak jadi satu masakan).
Selain itu, kami juga mendorong anak-anak untuk menjelaskan preferensi mereka dalam konteks makan bersama. Kami menekankan pentingnya untuk menghargai pilihan satu sama lain dan mendorong mereka untuk mencoba makanan baru.
Melalui diskusi ini, mereka belajar untuk menghormati selera satu sama lain sambil tetap terbuka untuk menjelajahi cita rasa yang berbeda, sehingga menciptakan atmosfer makan yang saling mendukung dan penuh kebersamaan.Â
Dengan cara ini, mereka bukan hanya menjadi lebih berani dalam mencoba makanan baru, tetapi juga membangun rasa saling pengertian dan penghargaan dalam keluarga.
Mengapa Anak Kami Tidak Pilih-Pilih Makanan?
Penting bagi orang tua untuk menciptakan pola makan yang sehat dan beragam untuk anak-anak mereka. Salah satu tantangan yang sering dihadapi adalah anak yang cenderung pilih-pilih makanan.Â
Namun, melalui beberapa pendekatan yang strategis, kami telah menemukan cara untuk mendorong anak-anak kami agar lebih terbuka terhadap berbagai jenis makanan.Â
Dengan mengedepankan variasi, keterlibatan, dan fleksibilitas, kami berhasil menciptakan suasana yang mendukung eksplorasi rasa tanpa stress. Berikut adalah beberapa langkah yang kami lakukan untuk memastikan anak-anak kami tidak menjadi pilih-pilih soal makanan.
Pertama, Ragam Menu Sehat. Di rumah, kami selalu berupaya menyediakan menu yang bervariasi. Seminggu sekali, kami mengeksplorasi berbagai jenis masakan dari berbagai negara. Misalnya, pada hari Senin kami mungkin memasak pasta Italia, sementara pada hari Rabu kami menyajikan nasi tim dari Asia.
Kedua, Melibatkan Anak dalam Proses Memasak. Salah satu cara kami untuk mengurangi kesan 'paksa' adalah dengan melibatkan anak-anak dalam proses memasak. Mereka sangat antusias ketika membantu mencuci sayuran, mengaduk adonan, atau menata makanan di piring. Keterlibatan ini membuat mereka merasa memiliki makanan yang mereka konsumsi.
Ketiga, Fleksibilitas dalam Memenuhi Selera. Meskipun kami memiliki menu yang terencana, kami tetap fleksibel. Sekali-sekali, kami bertanya kepada anak-anak tentang makanan favorit mereka dan mencoba memadukan itu dengan makanan baru. Misalnya, jika mereka menyukai ayam goreng, kami akan mencoba resep ayam goreng dengan tambahan bumbu yang berbeda.