Pendekatan otoriter dalam pengasuhan seringkali diwarnai dengan aturan ketat dan kedisiplinan yang tegas. Di balik semua ketegasan tersebut, ada beberapa kelebihan yang patut dicatat.Â
Salah satunya adalah pengembangan disiplin; di sini, anak belajar tentang tanggung jawab dan batasan yang diperlukan untuk hidup dalam masyarakat.Â
Dalam lingkungan yang dipenuhi dengan aturan yang jelas, anak merasakan keamanan dan stabilitas, yang memberikan mereka landasan untuk tumbuh dan berkembang dengan baik.
Namun, meski terdapat kelebihan, tidak dapat dipungkiri bahwa pendekatan ini juga menyimpan sejumlah kekurangan yang cukup mencolok.Â
Salah satu dampak negatif yang sering muncul adalah penurunan kemandirian; anak yang tumbuh dalam suasana yang terlalu otoriter mungkin merasa kurang mampu untuk membuat keputusan untuk dirinya sendiri. Mereka cenderung tergantung pada arahan orang tua, yang pada akhirnya dapat menghambat kemampuan mereka untuk mandiri.
Selain itu, tekanan yang berlebihan dalam pendekatan ini dapat meningkatkan tingkat stres pada anak. Dalam upaya untuk memenuhi harapan yang tinggi, anak merasa tertekan dan kehilangan minat terhadap berbagai hal, termasuk makanan.Â
Ketidaknyamanan ini dapat menimbulkan tantangan dalam membentuk kebiasaan makan yang sehat, dan justru menjauhkan mereka dari pengalaman baru.
Dengan demikian, meskipun pendekatan otoriter memiliki tujuan yang baik dalam mendidik anak, penting bagi orang tua untuk mempertimbangkan keseimbangan antara disiplin dan kebebasan yang memungkinkan anak untuk berani mengambil langkah dan memilih jalan hidup mereka sendiri.
Pengalaman Kami: Anak Tidak Pilih-Pilih Makanan
Dalam keluarga kami, pendekatan parenting kami mengedepankan kedisiplinan dengan sentuhan positif. Dari pengalaman kami, anak-anak tidak pilih-pilih makanan. Mereka cenderung mau mencoba berbagai jenis makanan yang disajikan. Kami yakin bahwa kedisiplinan yang kami terapkan bukanlah bentuk tekanan, melainkan cara untuk menanamkan rasa tanggung jawab dan berbagai kebiasaan baik.
Kami menyadari bahwa terkadang si kakak dan adik memiliki selera yang berbeda. Untuk mengakomodasi perbedaan ini, kami selalu berusaha memasak hidangan yang dapat dinikmati oleh semua anggota keluarga. Kami mengadopsi metode memasak yang memungkinkan variasi dalam satu sajian.Â