Mohon tunggu...
Alfred Benediktus
Alfred Benediktus Mohon Tunggu... Menjangkau Sesama dengan Buku

Seorang perangkai kata yang berusaha terus memberi dan menjangkau sesama. I Seorang guru di SMP PIRI, SMA dan SMK Perhotelan dan SMK Kesehatan. I Ia juga seorang Editor, Penulis dan Pengelola Penerbit Bajawa Press. I Melayani konsultasi penulisan buku. I Pemenang III Blog Competition kerjasama Kompasiana dengan Badan Bank Tanah

Selanjutnya

Tutup

Parenting Artikel Utama

Pola Parenting VOC, Mengapa Kedisplinan Tak Selalu Berarti Tekanan?

13 April 2025   22:13 Diperbarui: 14 April 2025   09:55 453
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam dunia parenting, terdapat berbagai pendekatan yang bisa diambil untuk mendidik anak. Salah satu pendekatan yang sering dibahas adalah pola asuh otoriter, yang sering kali disimbolkan dengan istilah Parenting VOC. 

Meskipun ada kelebihan, banyak orang tua yang mulai mempertanyakan relevansinya di zaman yang serba cepat ini, khususnya dalam hal pembentukan kebiasaan makan anak. 

Dalam pengalaman kami, anak-anak tidak picky eater, dan kami menemukan bahwa pola asuh kami memiliki peranan penting dalam menciptakan kebiasaan makan yang sehat.

Memahami Parenting VOC

Istilah Parenting VOC diambil dari Vereenigde Oostindische Compagnie, perusahaan Belanda yang memiliki pendekatan otoriter dalam mengelola wilayah jajahannya. 

Dalam konteks pengasuhan, pola ini menekankan pada kedisiplinan, aturan yang ketat, dan pengendalian yang kuat terhadap perilaku anak. 

Meskipun menerapkan disiplin adalah penting, terlalu banyak tekanan dapat menghasilkan dampak negatif pada kesehatan mental anak dan rasa percaya diri mereka.

Dalam praktiknya, Parenting VOC sering kali menciptakan suasana di mana anak-anak tidak memiliki kebebasan untuk mengekspresikan diri mereka atau mengambil keputusan. Hal ini dapat berujung pada ketidakmampuan anak untuk mengembangkan kemandirian dan kepercayaan diri seiring bertambahnya usia.

(olahan GemAIBot, dokpri)
(olahan GemAIBot, dokpri)

Sebaliknya, anak-anak yang diberi kesempatan untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan dan diberi ruang untuk mengeksplorasi minat mereka cenderung tumbuh dengan lebih baik, baik secara emosional maupun psikologis. 

Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk menyeimbangkan kedisiplinan dengan pendekatan yang lebih suportif, di mana anak merasa dihargai dan didukung dalam perjalanan mereka untuk menjadi individu yang mandiri dan percaya diri.

Kelebihan dan Kekurangan Pendekatan Otoriter dalam Pengasuhan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun