Mohon tunggu...
Alfred Benediktus
Alfred Benediktus Mohon Tunggu... Menjangkau Sesama dengan Buku

Seorang perangkai kata yang berusaha terus memberi dan menjangkau sesama. I Seorang guru di SMP PIRI, SMA dan SMK Perhotelan dan SMK Kesehatan. I Ia juga seorang Editor, Penulis dan Pengelola Penerbit Bajawa Press. I Melayani konsultasi penulisan buku. I Pemenang III Blog Competition kerjasama Kompasiana dengan Badan Bank Tanah

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Balada Yudas dan Petrus

13 April 2025   19:02 Diperbarui: 13 April 2025   19:02 138
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Yudas dan Petrus,  gambar: sahabatberbagikasih.wordpress)

BALADA YUDAS DAN PETRUS
(Sebuah Renungan Menyambut Pekan Suci)

 

Sang Pengkhianat

Di bawah bayang zaitun yang kelam,
Yudas berjalan, hatinya geram.
Tiga puluh keping perak berdentang,
Mengganti kasih dengan derita panjang.

"Salam, Guru," bisiknya palsu,
Ciuman yang mengunci nasib-Mu.
Langit menangis, angin pun berhenti,
Yudas tersedu di ujung sepi.

Darah-Nya menitik di debu jalanan,
Tapi hatinya keras bagai batu karang.
Ia lari dari cahaya yang memanggil,
Menggantung diri pada maut yang gelap dan pilu.

Sang Penyangkal

Petrus duduk dekat api yang merah,
Menggigil ketakutan, tersiksa rasa.
"Aku tak kenal Dia!" tiga kali terucap,
Ayam berkokok, hancurlah ia tertunduk.

Tangisnya pecah seperti hujan dini,
Namun fajar masih jauh di ujung hari.
Dia yang gagah kini remuk redam,
Tersembunyi di balik pintu yang terkunci rapat.

Di saat ia hampir tenggelam dalam duka,
Suara yang lembut membelah gulita:
"Gembalakanlah domba-domba-Ku..."
Dan air mata pun menjadi minyak pengampunan.

 

(olahan GemAIBot, dokpri)
(olahan GemAIBot, dokpri)

Dua Dosa, Satu Kasih

Yudas menggantung di pohon yang pendek,
Petrus berlutut di danau yang biru.
Yang satu hilang dalam gelap gulita,
Yang satu pulang di pangkuan Bapa.

Oh, betapa beda akhir kisah mereka:
Yang memilih putus asa,
Yang memilih percaya:
Pada darah yang dicurah dari Kalvari.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun