Mohon tunggu...
Alfred Benediktus
Alfred Benediktus Mohon Tunggu... Menjangkau Sesama dengan Buku

Seorang perangkai kata yang berusaha terus memberi dan menjangkau sesama. I Seorang guru di SMP PIRI, SMA dan SMK Perhotelan dan SMK Kesehatan. I Ia juga seorang Editor, Penulis dan Pengelola Penerbit Bajawa Press. I Melayani konsultasi penulisan buku. I Pemenang III Blog Competition kerjasama Kompasiana dengan Badan Bank Tanah

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Cahaya yang Tidak Padam oleh Penilaian Orang Lain

28 Maret 2025   20:52 Diperbarui: 28 Maret 2025   20:52 195
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(olahan GemAIBot, dokpri)

Langkah menuju kepercayaan diri sejati adalah belajar untuk memisahkan kebutuhan akan validasi eksternal dari rasa puas terhadap diri sendiri. Puasa, dalam tradisi Katolik dan Islam, menunjukkan bagaimana seseorang bisa membangun kepercayaan diri yang berdasar pada keyakinan spiritual, bukan pada pengakuan orang lain. Dengan menahan diri dari keinginan duniawi, mereka belajar bahwa nilai sejati datang dari dedikasi terhadap hal-hal yang lebih besar dan lebih mendalam.

Dalam kehidupan sehari-hari, pelajaran ini dapat diterapkan dengan berhenti sejenak untuk merenungkan nilai diri yang sebenarnya. Seseorang mungkin mulai dengan berhenti mencari pujian atas pekerjaan mereka, dan sebaliknya fokus pada tujuan jangka panjang yang berarti.

Begitu juga, mereka bisa mempraktikkan kesederhanaan dengan menahan diri dari kebiasaan berbagi setiap pencapaian di media sosial demi penghargaan. Sama seperti puasa, membangun kepercayaan diri dari dalam membutuhkan latihan dan kesabaran, tetapi hasilnya adalah cahaya yang tidak bisa dipadamkan oleh apapun.

Penutup

Kepercayaan diri yang berasal dari diri sendiri adalah perjalanan refleksi dan latihan yang membutuhkan waktu. Seperti puasa Katolik dan Islam, yang bertepatan hampir bersamaan, kepercayaan diri sejati berasal dari hubungan yang lebih dalam dengan spiritualitas dan keyakinan.

Cahaya yang terpancar dari kepercayaan diri ini tidak akan redup meskipun dunia tidak memberikan pengakuan. Keyakinan pada diri sendiri adalah pilar yang kuat, dan sekali berdiri kokoh, ia tidak akan tergoyahkan oleh angin keraguan.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun