Kopi dan Purnama
Di bawah terang purnama yang samar,
Kebenaran menetes seperti kopi hangat,
Namun pahitnya tertutup angin malam,
Saat pejabat dan keluarganya duduk nyaman,
Di kursi hukum yang memudar perlahan.
Kata-kata pembela membakar udara,
Sikap permisif tumbuh tanpa batas,
Seolah dunia buta, tuli pada luka,
Kerusakan moral tersebar halus,
Etika tenggelam di antara tawa palsu.
Purnama tetap menyinari kelam,
Namun kebenaran kian pudar, samar,
Nilai kemanusiaan terlupakan dalam diam,
Saat keadilan terbungkus retorika,
Menanti pagi yang mungkin tak pernah tiba.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!