Mohon tunggu...
Alfino Hatta
Alfino Hatta Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Lepas

Tenggelam dalam bercerita. Beberapa tinggi, beberapa gelap.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi Politik: Permukaan Kulit Batu

26 Februari 2024   12:35 Diperbarui: 27 Februari 2024   10:53 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar: pexels.com

Sang senator tengah melantunkan pidatonya.

Sanggahannya seperti mutlak.

Sulit ditembus panah api meski apinya membara.

Segala berjalan sesuai rencana yang layak.

Musuhnya itu meliuk-liuk pidato seperti dedemit dimarahi raja hantu saja.

Tak membuang tempo.

Segera dia keluarkan segenap daya suara yang dimiliki secara habis-habisan untuk mengakhirinya.

Meski terkadang teknik ini dianggap kuno.

Tapi aku tak tahan di kandang mendidih berbau busuk ini.

Mata anak kecil berkaca-kaca, melihat senator berjual-beli serangan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun