Jangan lupa bahwa kita sudah merdeka
Anak-anak bersuka ria, bernyanyi, dan bercanda tawa. Mereka tak tahu apa itu kumuhnya kota. Sementara mereka tinggal didalamnya.
Jangan lupa bahwa kita sudah merdeka
Deru mesiu takkan kau dengar lagi esok pagi. Pesawat musuh telah pergi. Peluru-peluru tidak akan lagi berdesingan menembus nadi. Pintu-pintu demokrasi telah berdiri. Apakah itu semua hanya mimpi?
Jangan lupa bahwa kita sudah merdeka
Nasionalisme membumbung tinggi. Pekik merdeka lantang berbunyi. Seperti kilatan petir yang mengguncang nurani. Disana-sini radio-radio menyiarkan deru kemenangan ke seluruh penjuru negeri. Benar sebangga itukah kau dengan Ibu Pertiwi?
Jangan lupa bahwa kita sudah merdeka
Dari Sabang sampai Merauke, alam membentuk harmoni keindahan. Deretan pulau, lembah, laut, dan samudera terangkai eksotis nan layak dipuja. Benar sekaya itulah kita. Sudahkah kamu menjaganya?
Jangan lupa bahwa kita sudah merdeka
Saudara-saudaramu berbeda denganmu. Mereka bukan tuna wicara. Mereka hanya tidak mengerti apa yang kau sampaikan melalui bahasa ibumu. Kulit mereka tidak sama denganmu. Rahang, hidung, rambut. Tak usah kau tanyakan mengapa kita berbeda. Semua itu hanya karena kita lahir dari rahim suku dan bahasa yang berbeda.
Jangan lupa bahwa kita sudah merdeka
Aku, kamu adalah kita
Berdiri menjadi satu bangsa
Dalam karunia Allah yang menjadikan kita Bhinneka, Kita Indonesia