Mohon tunggu...
Alfatiya Haura
Alfatiya Haura Mohon Tunggu... Lainnya - Nothing is Imposible

اعملوا فكل ميسر لما خلق له

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Detik Terakhir

28 November 2020   15:00 Diperbarui: 30 November 2020   15:15 151
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Inna lillahi wa inna ilaihi roji’un telah berpulang ke rahmatullah sahabat kita tercinta yang bernama Sisri pada hari ini.

Begitu isi SMS dari Hersha. Aku kaget sekali dengan isi SMS itu dan tidak menyangka kalau itu akan terjadi, aku tidak tahu apa yang

akan aku lakukan. Aku langsung menangis di kamarku. Temanku yang lain bertanya apa yang terjadi dengan Rara, tapi aku tetap diam tidak bisa berkata satu kata apapun.

Esok hari, Hersha mendatangiku dan mengajakku untuk datang ke rumah Sisri. Aku bersiap-siap untuk pergi ke rumahnya, aku pergi bersama Hersha dengan mobil angkutan umum. Tapi rumahnya jauh ke dalam, untuk masuk ke dalam gang rumahnya harus pakai motor. Maka aku pergi ke sana dengan ojek sama Hersha.

Sesampaiku di sana aku melihat banyak sekali orang disana, aku masuk ke rumahnya bertemu dengan ibunya. Setelah itu aku melihat jenazah sahabatku tercinta. Aku meneteskan air mata saat melihat wajahnya yang pucat, aku tidak sanggup memandanginya dengan waktu yang lama. Aku sedih sekali.

Ibunya mengatakan kepadaku, “walaupun Sisri udah tidak ada, kalian harus datang mengunjungi ibu selalu ya.”

Mendengar perkataan itu aku sangatlah sedih. “Iya insya Allah kami akan mengunjungi Ibu ke sini. Wujudnya memang tidak ada disini Bu, tapi wujudnya tetap ada di hati kita selalu, Bu.” Aku mencoba menenangkannya.

Ternyata bukan cuma aku dan Hersha yang datang, tapi teman-temanku yang lain datang setelah kedatanganku dan Hersha. Setelah itu kami bersama-sama pergi ke pemakaman Sisri, tempat istirahatnya terakhir.Setelah pemakaman selesai, aku kembali ke rumahnya.

Ternyata dia jatuh dari ojek setelah sepulang sekolah kemaren. Sebenarnya dari pagi dia sudah merasa pusing, tapi ibunya

menyuruhnya untuk tetap pergi ke sekolah. Dia pun pegi ke sekolah dengan keadaan yang seperti itu dan sedang berpuasa juga.

Setelah sepulang sekolah dia pulang bersama ojek langganannya, tepat di lampu merah ojek itupun berhenti di depan Pesantren Mekkah. Ternyata Sisri jatuh di depan pesantren itu. Dia baru sadar kalau Sisri jatuh kira-kira setelah satu kilometer jauhnya. Segera tukang ojek itu berbalik untuk melihat keadaan Sisri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun