Prestasi Gemilang di USU Games 2025
Tim panahan Al-Azhar Asy-Syarif Sumatera Utara baru saja menorehkan tinta emas dalam ajang bergengsi USU Games 2025. Dengan meraih beberapa podium di berbagai kategori, baik tingkat SD maupun MA, tim ini membuktikan diri sebagai kekuatan yang diperhitungkan di kancah panahan nasional. Dua nama yang mencuri perhatian adalah Syifa Nadhira Pulungan yang berhasil menyabet dua medali perak di kategori Barebow Umum 30 Meter Putri, serta Adzra Raihana dari SD yang meraih emas di kategori Barebow U9.
Di balik kesuksesan ini ada figur sentral yang menjadi arsitek prestasi: Coach Zikri Firdaus. Dengan dedikasi tinggi dan pendekatan unik, pelatih yang telah mengabdi sejak 2019 ini berhasil membentuk tim yang solid dan berprestasi. Bagaimana strategi latihan yang diterapkan hingga mampu mencetak atlet-atlet berprestasi? Bagaimana tantangan yang dihadapi dan solusi yang ditemukan? Artikel ini akan mengungkap secara lengkap rahasia di balik kesuksesan tim panahan Al-Azhar Asy-Syarif.
Strategi Latihan Konsisten dengan Scoring Day
Coach Zikri Firdaus mengungkapkan bahwa kunci konsistensi tim panahan Al-Azhar Asy-Syarif terletak pada pendekatan latihan yang terstruktur dan berkelanjutan. "Saya meminta semua anak-anak dari SD, SMP, MA untuk selalu melakukan yang terbaik saat latihan dan terus upgrade diri setiap hari, baik fisik, teknik, maupun mental," ujar Coach Zikri dengan penuh semangat.
Salah satu strategi andalannya adalah Scoring Day yang rutin digelar setiap bulan. "Setiap bulan saya selalu buat Scoring Day untuk melihat perkembangan kemampuan fisik, mental, dan teknik mereka, serta melihat score tembakan apakah sudah mendapatkan target atau belum," jelasnya.
Dalam Scoring Day, Coach Zikri memberikan apresiasi berupa medali juara 1, 2, dan 3, serta reward khusus bagi peraih juara 1. "Dengan adanya Scoring Day, tercipta daya saing antar anak-anak agar bisa mencapai score terbaik dan mendapatkan reward yang saya siapkan," tambahnya.
Yang menarik, Coach Zikri mengaku mengeluarkan uang pribadi untuk reward tersebut. "Bagi saya perkembangan anak-anak itu sangat penting, meskipun saya harus mengeluarkan uang pribadi. Dan ini telah saya terapkan dari tahun 2019 semenjak pertama mengajar panahan di Al Azhar Asy Syarif," ungkapnya.
Sistem ini terbukti efektif dalam memotivasi atlet. "Anak-anak menjadi lebih antusias dalam latihan karena mereka punya target jangka pendek untuk dicapai setiap bulan. Mereka juga belajar mengelola tekanan kompetisi sejak dini," tambah Coach Zikri.
Scoring Day tidak hanya menjadi ajang evaluasi, tetapi juga sarana untuk memupuk mental kompetitif yang sehat. "Saya selalu tekankan bahwa yang terpenting adalah perkembangan diri, bukan sekadar menang. Tapi reward ini sebagai bentuk penghargaan atas usaha keras mereka," jelasnya.
Tantangan Mental dan Fisik di Tengah Kompetisi
Salah satu atlet yang menunjukkan ketangguhan mental adalah Syifa Nadhira Pulungan yang berhasil meraih dua medali perak di USU Games 2025. Coach Zikri menjelaskan tantangan terbesar yang dihadapi atletnya, khususnya Syifa.
"Tantangan terbesar yang dihadapi anak-anak adalah dirinya sendiri, yaitu menjaga konsistensi mental, fokus, dan fisiknya serta adaptasi teknik di bawah tekanan pertandingan dan cuaca," jelas Coach Zikri.
Khusus untuk kategori Barebow yang diikuti Syifa, tantangannya lebih kompleks. "Dalam pertandingan Barebow, busur tidak menggunakan alat bantu seperti sight (alat bidikan), stabilizer, atau clicker. Sehingga lokasi bidikan, fokus, dan kontrol emosi sangat penting untuk dijaga dengan baik," tambahnya.
Sebagai pelatih, Coach Zikri selalu mendampingi dan mengarahkan anak-anak selama pertandingan. "Ketika mental mereka jatuh karena melihat tembakan orang lain bagus, saya sampaikan untuk fokus terhadap dirinya sendiri, lakukan yang terbaik dan sebisa mungkin. Intinya kita di sini belajar bagaimana agar tetap fokus," ujarnya.
Untuk menjaga fisik atlet, Coach Zikri memiliki aturan khusus. "Saya minta anak-anak untuk makan sebelum 1 jam bertanding agar tubuh tercukupi kebutuhannya. Dalam pertandingan, saya minta agar mereka terus terhidrasi, yaitu selalu minum sebelum dan sesudah menembakkan 6 anak panahnya, karena cuaca panas dan lelah menembak bisa buat anak-anak dehidrasi sehingga kehilangan fokus dan konsentrasi," jelasnya.
Cerita inspiratif datang dari Syifa yang berlatih ekstra menjelang pertandingan. "Syifa sendiri, 1 hari sebelum tanding barebow 30m di hari Ahad, saat dia baru pulang tanding di hari Sabtu, malamnya minta saya untuk menemani latihan barebow 30 meternya agar bisa menemukan titik bidik 30 meternya. Saat latihan malam, ada beberapa anak panahnya bengkok karena percobaan teknik baru, sehingga anak panahnya sisa 5 yang bagus. Karena itu saya minta agar pinjam ke temannya dan Alhamdulillah temannya memberikan dan juga sangat dukung Syifa. Alhamdulillah di pertandingan besoknya Syifa sudah dalam keadaan siap," cerita Coach Zikri dengan bangga.
Kejadian ini menunjukkan dedikasi tinggi Syifa dan dukungan tim yang solid. "Saya sangat mengapresiasi semangat Syifa yang tidak kenal lelah. Dia contoh nyata bahwa kesuksesan tidak datang begitu saja, butuh perjuangan ekstra," tambah Coach Zikri.
Membina Atlet Usia Dini vs Remaja: Perbedaan Pendekatan
Prestasi Adzra Raihana dari SD yang meraih emas di kategori Barebow U9 menjadi bukti keberhasilan pembinaan atlet usia dini di Al-Azhar Asy-Syarif. Menurut Coach Zikri, terdapat perbedaan mendasar dalam membina atlet panahan usia dini dibandingkan atlet remaja atau tingkat MA.
"Sebenarnya membina atlet usia dini, remaja sama saja, tetapi pembinaan atlet panahan usia dini menekankan fondasi (teknik dasar, koordinasi, dan minat), sedangkan pembinaan remaja menekankan pengembangan prestasi," jelas Coach Zikri.
Untuk Adzra khususnya, Coach Zikri membuat pendekatan latihan yang menyenangkan. "Untuk Adzra sendiri, latihan saya harus buat senyaman mungkin dan tidak terlalu banyak tekanan, hanya fokus bagaimana agar teknik memanahnya bagus dan bidikannya baik. Karena saya lihat anak-anak gampang badmood, kalau sudah badmood, latihan tidak stabil dan fokus hilang," ungkapnya.
Coach Zikri menjelaskan bahwa anak usia dini memiliki karakteristik berbeda. "Mereka masih dalam tahap perkembangan emosi dan konsentrasi yang belum stabil. Jadi pendekatannya harus lebih playful dan penuh motivasi. Saya sering menggunakan permainan dan cerita untuk membuat latihan menarik," tambahnya.
Sementara untuk atlet tingkat remaja (SMP/MA), pendekatannya berbeda. "Untuk yang tingkat remaja SMP/MA, mereka lebih ditekankan agar memiliki fondasi memanah, fisik serta daya tahan yang baik, karena pertandingan usia dini dan remaja sangat berbeda, baik jarak maupun jumlah sesi pertandingannya," tambah Coach Zikri.
Perbedaan lainnya terletak pada intensitas latihan. "Untuk remaja, latihan fisik lebih berat dan teknik lebih kompleks. Mereka juga sudah diajarkan strategi pertandingan dan analisis lawan. Sedangkan untuk anak-anak, kita fokus pada motorik halus dan koordinasi mata-tangan," jelas Coach Zikri.
Coach Zikri juga menekankan pentingnya komunikasi yang berbeda. "Dengan anak-anak, saya harus lebih sabar dan menggunakan bahasa yang sederhana. Seringkali saya harus mengulang-ulang instruksi dengan cara yang berbeda agar mereka paham. Sementara remaja sudah bisa diajak diskusi lebih mendalam tentang teknik dan strategi," tambahnya.
Membangun Mental Juara dan Sportivitas
Selain aspek teknis, Coach Zikri juga memberikan perhatian serius pada pembangunan mental bertanding para atletnya. "Membangun mental anak-anak sudah mulai dilatih waktu latihan di sekolah. Saya tekankan agar fokus terhadap dirinya sendiri dan tampil sebaik dan sebisa mungkin serta menjaga sportivitas dengan menghargai orang lain di dalam pertandingan," jelasnya.
Pendekatan ini ternyata efektif membentuk karakter atlet yang tidak hanya tangguh dalam kompetisi, tetapi juga menjunjung tinggi nilai sportivitas. "Saya selalu ingatkan bahwa panahan adalah olahraga yang mengajarkan kesabaran dan kehormatan. Menang atau kalah bukan segalanya, yang penting adalah bagaimana kita menjalani proses dengan integritas," tambah Coach Zikri.
Salah satu metode yang digunakan adalah simulasi pertandingan. "Saya sering membuat situasi pertandingan yang menekankan mental mereka. Misalnya, dengan memberi target tertentu saat kondisi lelah atau dengan banyak gangguan. Ini membantu mereka terbiasa dengan tekanan," jelasnya.
Coach Zikri juga menekankan pentingnya mengontrol emosi. "Di panahan, emosi yang tidak stabil bisa merusak konsentrasi. Saya ajarkan mereka teknik pernapasan dan visualisasi untuk menjaga ketenangan," tambahnya.
Nilai sportivitas juga menjadi fokus utama. "Saya selalu tekankan untuk menghormati lawan, wasit, dan peralatan. Bahkan saat kalah pun, mereka harus bisa mengucapkan selamat kepada pemenang dengan tulus. Ini adalah bagian dari pendidikan karakter," tambah Coach Zikri.
Pendekatan ini terbukti efektif. "Banyak orang tua yang memberi feedback bahwa anak-anak menjadi lebih dewasa dan sportif setelah bergabung tim panahan. Ini pencapaian yang lebih berharga dari sekadar medali," ungkap Coach Zikri dengan bangga.
Target Prestasi ke Depan: Dari Nasional hingga Internasional
Setelah sukses di USU Games 2025, Coach Zikri dan tim panahan Al-Azhar Asy-Syarif memiliki target yang lebih ambisius. "Alhamdulillah pertandingan ini salah satu langkah agar anak bisa lebih baik di event selanjutnya. Saya dan semua anak punya target agar bisa berhasil di event-event besar resmi yaitu Kejurda, Kejurnas Junior, Popnas, dan event nasional dan internasional lainnya," ungkap Coach Zikri.
Dalam waktu dekat, tim akan segera beraksi lagi. "Insya Allah anak-anak dari divisi SD, SMP, MA akan mengikuti pertandingan multievent yaitu PORKOT MEDAN 2025 di tanggal 12-13 Oktober 2025. Target saya anak-anak bisa meraih hasil terbaik nanti seperti tahun kemarin," pungkas Coach Zikri.
Untuk mencapai target ini, Coach Zikri telah menyiapkan program latihan yang lebih intensif. "Kita akan fokus pada peningkatan teknik dan fisik menjelang PORKOT. Khusus untuk atlet yang akan tanding di nomor yang lebih jauh, kita tambahkan sesi latihan endurance," jelasnya.
Target jangka menengah adalah Kejurda dan Kejurnas Junior. "Kita mulai persiapkan atlet-atlet muda yang berpotensi untuk bisa bersaing di level provinsi dan nasional. Beberapa atlet seperti Syifa dan Adzra sudah kita masukkan dalam program pembinaan khusus," tambah Coach Zikri.
Sementara untuk target jangka panjang, Coach Zikri bermimpi melihat atletnya berlaga di kancah internasional. "Tentu kita punya mimpi besar untuk bisa meloloskan atlet ke kejuaraan internasional seperti SEA Games atau bahkan Olimpiade. Ini membutuhkan waktu dan pembinaan yang konsisten, tapi saya yakin dengan potensi yang ada," ungkapnya.
Coach Zikri juga menekankan pentingnya dukungan semua pihak. "Untuk mencapai target ini, kita butuh dukungan dari sekolah, orang tua, dan sponsor. Kita sangat berharap Al-Azhar Asy-Syarif terus mendukung pengembangan olahraga panahan ini," tambahnya.
Tips dari Coach Zikri untuk Atlet Muda
Berdasarkan pengalamannya, Coach Zikri berbagi tips bagi atlet panahan muda yang ingin mencapai prestasi:
Konsistensi Latihan: "Latihan teratur adalah kunci. Jangan skip sesi latihan meskipun merasa sudah mahir. Prestasi tidak datang dari latihan sesekali, tapi dari konsistensi setiap hari."
Fokus pada Diri Sendiri: "Jangan terpengaruh performa orang lain. Fokus pada kemampuan diri sendiri dan lakukan yang terbaik. Bandingkan dirimu dengan versi dirimu kemarin, bukan dengan orang lain."
Jaga Fisik dan Mental: "Pastikan istirahat cukup, makan sebelum bertanding, dan terus hidrasi selama pertandingan. Fisik yang lemah akan mempengaruhi konsentrasi dan teknik."
Teknik Dasar Kuat: "Kuasai teknik dasar dengan baik sebelum mencoba teknik-teknik advanced. Fondasi yang kuat akan membantu kamu mengatasi berbagai situasi pertandingan."
Nikmati Proses: "Panahan harus menyenangkan. Nikmati setiap proses latihan dan pertandingan. Ketika kamu menikmatinya, hasil akan mengikuti dengan sendirinya."
Belajar dari Kekalahan: "Jangan takut kalah. Setiap kekalahan adalah pelajaran berharga. Analisis apa yang salah dan perbaiki di latihan berikutnya."
Bangun Mental Juara: "Latih mental kamu sama kerasnya dengan latihan fisik. Mental yang kuat akan membantu kamu menghadapi tekanan di pertandingan."
Kesuksesan Berkelanjutan Melalui Pembinaan Holistik
Kesuksesan tim panahan Al-Azhar Asy-Syarif di USU Games 2025 bukanlah kebetulan. Ini adalah hasil dari pembinaan yang holistik, terstruktur, dan berkelanjutan di bawah arahan Coach Zikri Firdaus. Dengan pendekatan yang memperhatikan aspek teknis, fisik, mental, dan karakter, tim ini terbukti mampu bersaing di tingkat yang lebih tinggi.
Prestasi atlet seperti Syifa Nadhira Pulungan dan Adzra Raihana menjadi bukti bahwa sistem pembinaan di Al-Azhar Asy-Syarif efektif dalam menghasilkan atlet-atlet berprestasi. Lebih dari sekadar medali, yang lebih penting adalah pembentukan karakter atlet yang tangguh, sportif, dan memiliki mental juara.
Dengan target-target yang lebih ambisius ke depan, tim panahan Al-Azhar Asy-Syarif dipastikan akan terus menjadi kekuatan yang diperhitungkan di kancah panahan nasional bahkan internasional. Dengan dukungan penuh dari sekolah dan komitmen Coach Zikri, bukan tidak mungkin mimpi melihat atlet Al-Azhar Asy-Syarif berlaga di Olimpiade suatu hari nanti akan menjadi kenyataan.
Bagi siswa Al-Azhar Asy-Syarif yang ingin bergabung dengan tim panahan, ini adalah kesempatan emas untuk mengembangkan bakat dan meraih prestasi. Seperti kata Coach Zikri: "Panahan bukan hanya olahraga, tapi juga sekolah kehidupan yang mengajarkan kesabaran, fokus, dan ketekunan." Mari kita dukung terus perjuangan tim panahan Al-Azhar Asy-Syarif menuju prestasi yang lebih gemilang!
*****
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI