3. Pengalaman Manis: Medali Emas dalam Kehidupan Nyata
Tentu saja, perjalanan seorang pendidik tidak selalu penuh tantangan. Ustadz Chairul mengenang momen paling membahagiakan ketika dua siswanya, Damar Ghali Adyatma Doloksaribu dan Rizqi Al Zain Pratama, meraih medali perak dan perunggu di cabang silat. "Saya terharu dan senang, tapi langsung bilang kepada mereka: tetap rendah hati dan terus berlatih."
Baginya, prestasi bukan tujuan akhir, melainkan sarana pembentukan karakter. "Medali itu hiasan duniawi yang fana. Yang abadi adalah akhlak mereka saat meraihnya." Selain itu, kelasnya juga meraih juara lomba shalawat, bukti bahwa prestasi akademik dan spiritual bisa berjalan beriringan.
4. Transformasi Drastis: Dari Pendiam Hingga Percaya Diri
Setiap pendidik pasti memiliki kisah "siswa ajaib" yang berhasil diubah. Bagi Ustadz Chairul, sosok itu adalah Rizqi Al Zain. "Orangtuanya bercerita, dulu dia anak yang tidak percaya diri dan banyak diam. Tapi di Al-Azhar, dia berani tampil di depan orang banyak."
Transformasi ini bukan kebetulan. Ustadz Chairul secara intensif memberikan:
- Kesempatan tampil: Menunjuk Rizqi sebagai pemimpin diskusi.
- Dukungan psikologis: Menyemangati saat ia ragu.
- Lingkungan positif: Mendorong siswa lain untuk memberi apresiasi.
"Ini bukan tentang mengubah kepribadian, tapi membantu mereka menemukan versi terbaik diri mereka," jelasnya.
5. Tantangan Terberat: Menghafal Al-Qur'an Sebagai Hukuman
Menjadi wali kelas bukan tanpa air mata. Ustadz Chairul mengaku tantangan terberatnya adalah saat siswa membuat masalah, baik di kelas maupun asrama. "Saya pernah sangat kecewa saat ada siswa berkelahi dan melanggar aturan asrama."