Implementasi di Kelas dan Lingkungan Pesantren
Di kelas-kelas AAIBS, pengaruh program Mab'uts Egypt sangat terasa. Para santri tidak hanya belajar bahasa Arab secara teoritis, tetapi praktis. Mereka diajak untuk berdialog, berdebat, dan presentasi menggunakan bahasa Arab. Para Mab'uts juga membimbing santri dalam membaca dan memahami kitab-kitab klasik secara langsung.
"Kami menciptakan lingkungan yang mendukung penguasaan bahasa Arab. Setiap hari, para santri wajib menggunakan bahasa Arab dalam komunikasi sehari-hari, baik di dalam maupun di luar kelas," jelas Ustadz Abdul Yahya.
Selain itu, para Mab'uts juga aktif dalam kegiatan ekstrakurikuler seperti klub debat bahasa Arab, klub sastra, dan kegiatan keagamaan. Mereka menjadi mentor langsung bagi para santri yang ingin mendalami bahasa Arab dan ilmu syar'i.
"Kami juga mengadakan program 'Arabic Day' setiap bulan, di mana seluruh kegiatan menggunakan bahasa Arab. Ini menjadi ajang bagi para santri untuk mengasah kemampuan mereka dalam situasi yang menyenangkan," tambahnya.
Dampak Nyata bagi Para Santri
Program ini telah memberikan dampak nyata bagi para santri AAIBS. Banyak dari mereka yang mengaku mengalami peningkatan signifikan dalam kemampuan berbahasa Arab serta pemahaman agama.
"Saya merasa sangat terbantu dengan kehadiran para syeikh dari Mesir. Mereka mengajar dengan metode yang berbeda, lebih interaktif dan menyenangkan. Sekarang saya lebih percaya diri saat berbicara bahasa Arab," ujar Ahmad, salah satu santri kelas XI.
Sementara itu, Siti, santri kelas X, menambahkan: "Selain belajar bahasa, kami juga banyak belajar tentang nilai-nilai toleransi dan moderasi dalam Islam. Para syeikh sering bercerita tentang pengalaman mereka di Mesir dan bagaimana Islam harus dipraktikkan dengan moderat di tengah keragaman."
Para santri juga merasa termotivasi untuk melanjutkan studi ke Universitas Al-Azhar Cairo. Kehadiran para Mab'uts menjadi inspirasi bagi mereka untuk mengejar impian tersebut.
"Saya ingin melanjutkan studi di Al-Azhar setelah lulus nanti. Dengan adanya program ini, saya merasa lebih siap karena sudah terbiasa dengan metode pengajaran dan lingkungan yang serupa," kata Faisal, santri kelas XII yang berencana melanjutkan studi ke Mesir.