Mohon tunggu...
Alang Alang
Alang Alang Mohon Tunggu... lainnya -

ndeso

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Usang

2 September 2016   18:58 Diperbarui: 2 September 2016   19:00 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Rumah tua itu menangis di tepi zaman
Di beranda menggantung bayangan
Lelaki tua mengingat itu sembari terdiam di balik pintu
Mata memandang jauh di pucuk pucuk waktu

Siapa yang menanam tajam sepi di rumah ini " katanya
Sesekali rintih sepi melintas  
Menggurat bayangan di jendela dan teras di mana getir menetas
Dan dipeluknya bayangan itu,  guna menggurat lagi pucat kenangan di sela daun pintu

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun