Mohon tunggu...
Alang Alang
Alang Alang Mohon Tunggu... lainnya -

ndeso

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Halte

15 Agustus 2016   19:06 Diperbarui: 15 Agustus 2016   19:10 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Kita terawang lagi malam di cumbu hujan
Meniti kuncup dedaunan
Menyulam debu di punggung jalan
Mendinginkan panas kehidupan
*
Adapun kita tak kuasa menyudahi tembok bahasa
Diam, tenggelam dalam rahasia
Menunggu hujan berhenti menari di rongga dada
Hanya detak detik waktu yang bicara sendiri pada dirinnya 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun