Kita terawang lagi malam di cumbu hujan
Meniti kuncup dedaunan
Menyulam debu di punggung jalan
Mendinginkan panas kehidupan
*
Adapun kita tak kuasa menyudahi tembok bahasa
Diam, tenggelam dalam rahasia
Menunggu hujan berhenti menari di rongga dada
Hanya detak detik waktu yang bicara sendiri pada dirinnyaÂ
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!