....
Hubungan Kariadi dengan Nyonya Caroline semakin dekat. Sebenarnya Kariadi takut dia akan bernasib sama seperti Sumarno. Jika tak bisa mencuri hati sang Majikan. Atau lebih tepatnya memilih bungkam.
Bulan Agustus akan segera usai, di awal bulan September Tuan Loen akan kembali ke Yogyakarta. Saat itu juga Kariadi akan bersikap seperti layaknya bawahan.
Nyonya Caroline juga tak akan bersikap manis di hadapan sang suami. Yang nanti timbul pertanyaan macam-macam dalam benak Sang Majikan.
Malam ketiga, malam terakhir bagi Kariadi membuka lembaran baru. Dia sudah merasakan manisnya bercinta. Tapi, ini. Diluar dugaan. Keduanya tak mendengar suara langkah kaki memasuki ruangan.
Di dalam remang-remang. Tubuh tegap Tuan Loen menyaksikan sang istri bermesraan dengan pria lain di atas ranjangnya.
Ia meraih senapan panjang yang menempel di dinding. Menarik pelatuk, dan terdengar suara tembakan. Jeritan keras Nyonya Caroline yang mengiris luka. Di jantung lelaki pribumi yang kini tewas seketika-- di hadapannya.
Tuan Loen memeluk sang istri. Dia sangat mencintainya. Tak ada niat untuk menyakiti, juga muak dengan segala kelakuannya.
Sambil menangis Nyonya Caroline meminta maaf. Perempuan yang bermuka dua, kembali meraih gelas kaca dan memukul ke kepalanya.Â
Pyar ....Â
Tuan Loen tumbang. Ia melepas pelukannya. Menyeret satu-satu tubuh mereka ke ruang bawah tanah.