Mohon tunggu...
Akbar Pitopang
Akbar Pitopang Mohon Tunggu... Berbagi Bukan Menggurui

Mengulik sisi lain dunia pendidikan Indonesia. Buku: Cinta Indonesia Setengah dan Jelajah Negeri Sendiri. BT 2022. KOTY 2024.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Mengubah Pola Pikir Pemerintah terhadap Guru

5 September 2025   10:33 Diperbarui: 5 September 2025   14:04 419
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Beban atau berkah? Pola pikir pemerintah terhadap guru harus berubah. (KOMPAS/HERYUNANTO)

Pemerintah lebih fokus pada bidang lain ketimbang investasi pada manusia yang menghidupkan pendidikan. Padahal, tanpa guru yang berkualitas maka semua program pendidikan hanyalah proyek administratif yang tidak menyentuh inti persoalan.

Mengubah cara pandang pejabat pemerintah terhadap guru adalah langkah fundamental untuk memastikan pembangunan tidak kehilangan ruh.

Data BPS tahun 2024 menyebutkan bahwa konsumsi rumah tangga menyumbang sekitar 54% terhadap PDB Indonesia. Tentu salah satu penopang konsumsi itu adalah gaji dan belanja guru. Jika kesejahteraan guru membaik maka daya beli mereka meningkat. yang pada akhirnya juga menggerakkan roda ekonomi nasional. 

Jadi, memberikan gaji yang layak kepada guru bukanlah pemborosan anggaran negara melainkan stimulus ekonomi.

Guru seharusnya dipandang sebagai aset strategis bangsa. Mereka adalah "mesin sosial" yang merancang arah peradaban melalui ilmu pengetahuan dan keteladanan.

Peran vital guru dalam menjaga stabilitas masyarakat. bukan hanya pengajar tetapi juga pembimbing moral, konselor, bahkan pengganti orangtua di sekolah. Ketika seorang murid mengalami masalah maka seringkali guru adalah orang pertama yang menyadarinya sebelum keluarga sendiri.

Guru juga adalah benteng terakhir dalam menjaga nilai-nilai kebangsaan. Di tengah derasnya arus krisis moralitas yang kini masif terjadi di media sosial, gurulah yang memastikan anak-anak tetap memiliki jati diri.

Peran ini sejatinya tidak ternilai dengan angka. Namun, sayangnya, negara seringkali mengabaikan kontribusi sosial guru yang tak kasatmata ini.

Guru adalah investasi bangsa, bukan dianggap beban pengeluaran negara. (KOMPAS/IVAN DWI KURNIA PUTRA)
Guru adalah investasi bangsa, bukan dianggap beban pengeluaran negara. (KOMPAS/IVAN DWI KURNIA PUTRA)

Mengenai isu guru berkaitan langsung dengan kontrak sosial antara negara dan rakyat. Guru adalah agen negara yang paling dekat dengan rakyat kecil.

Jika guru hidup dalam ketidakpastian maka rakyat pun akan kehilangan kepercayaan terhadap negara. Sebaliknya, jika guru dihargai secara layak maka legitimasi negara akan semakin kuat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun