Ada realitas lain yang jauh lebih kompleks, yang menyentuh ranah pribadi, psikologis, bahkan sisi paling manusiawi dari seorang pejabat negara.
Suara rakyat belakangan ini sering menggema lewat berbagai gerakan sosial. Tidak hanya soal buruh atau PHK, tetapi juga tentang guru
menghargai guru
Anda tidak salah baca. Pajak penghasilan mereka, yang seharusnya menjadi kewajiban pribadi, dibayarkan oleh uang rakyat.
Ketika guru disebut "beban", apakah kita lupa mereka yang membentuk kita? Polemik ini bukan soal angka, tapi tentang penghargaan dan masa depan bangsa
Mungkinkah pernyataan ini blunder, atau deepfake? Baiklah mengecek faktanya bukan serta merta memvonis sehingga terjadi polarisasi
Sri Mulyani dikecam karena mengatakan bahwa Guru jadi beban negara. Benarkah?
Kasus yang menimpa Sri Mulyani menjadi peringatan bahwa ancaman deep fake bukan lagi sekadar isu teknologi. Ini sudah menyentuh ranah sosial, politik,
Harus jujur diakui bahwa tidak semua guru menjalankan peran mulianya dengan sungguh-sungguh.
Guru (bukan) beban negara. Mereka berkorban demi pendidikan, bahkan dari kantong sendiri. Saatnya menempatkan guru sebagai investasi bangsa.
Kisah guru yang menyedihkan di negeri yang besar menggaungkan Pancasial
Pernyataan Menteri Keuangan, ibu Sri Mulyani yang menyebut guru dan dosen sebagai "beban negara" sontak menjadi sorotan.