Mohon tunggu...
Feddy Wanditya Setiawan
Feddy Wanditya Setiawan Mohon Tunggu... Lecturer

Science advances not by blind obedience to old answers, but by the courage to question

Selanjutnya

Tutup

Bola

Bibir Piala Dunia Menjauh? Menguak Peluang dan Harapan Indonesia Menuju Piala Dunia 2026

8 Oktober 2025   17:00 Diperbarui: 8 Oktober 2025   17:56 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
The Garuda's Path of Light: Intergenerational Struggle Towards the World Cup [i. AI Curatorial Prompt by Feddy WS, 2025]

Sebuah Mimpi yang Menggoda

Setiap empat tahun, Piala Dunia menjadi panggung di mana bangsa-bangsa berkumpul bukan hanya untuk bersaing di lapangan hijau, tetapi juga merajut harapan, identitas, dan kebanggaan. Untuk Indonesia, negara dengan jumlah penduduk keempat terbesar di dunia dan tradisi sepak bola yang begitu hidup, mimpi lolos ke Piala Dunia sudah lama menjadi cita-cita nasional.

Kini, memasuki Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia, panggung baru terbuka bagi skuad Garuda. Namun jalan yang dihadapi tidak mudah. Indonesia kini berada di Grup B babak keempat bersama dua kekuatan besar Asia-Arab Saudi dan Irak. Pertanyaannya, seberapa besar peluang Indonesia untuk melangkah ke Amerika, Kanada, dan Meksiko tahun depan? Artikel ini mencoba menyelami realitas statistik, skenario yang mungkin terjadi, serta harapan yang masih menyala di dada para pendukung Merah Putih.

Babak Keempat: Gurita Statistik dan Realita

Untuk memahami situasi, kita perlu menilik struktur kualifikasi. Zona Asia mendapat delapan jatah langsung ke Piala Dunia 2026. Namun, tidak semua akan lolos secara otomatis-beberapa tiket tambahan diperebutkan lewat jalur play-off.

Babak keempat sendiri terdiri dari tiga grup, masing-masing berisi empat tim. Hanya juara grup yang langsung memastikan tiket ke Piala Dunia, sedangkan runner-up harus melanjutkan perjuangan di babak play-off.

Dalam Grup B, Indonesia bersaing dengan Arab Saudi dan Irak, dua tim dengan peringkat FIFA jauh di atas Indonesia. Per 2025, peringkat Indonesia berada di posisi ke-119 dunia, sedangkan Arab Saudi di sekitar 59 dan Irak di kisaran 58. Berdasarkan model prediktif dari berbagai analis sepak bola internasional, peluang Indonesia menjadi juara grup diperkirakan hanya sekitar 5-7 persen, dengan kemungkinan finis sebagai runner-up sekitar 20-23 persen. Artinya, secara statistik, peluang Indonesia untuk lolos langsung tergolong sangat kecil, tetapi dalam sepak bola, angka bukanlah segalanya.

Skenario Terburuk, Moderat, dan Optimistis

Untuk menakar peluang, kita perlu melihat tiga skenario berbeda: terburuk, moderat, dan optimistis. Dalam skenario terburuk, Indonesia gagal menampilkan performa terbaik, kalah di laga tandang, bahkan kehilangan poin di kandang karena tekanan mental dan cedera pemain kunci. Akibatnya, Indonesia finis di peringkat tiga atau empat grup dan tidak memiliki peluang ke play-off, dengan estimasi peluang lolos kurang dari 5 persen.

Dalam skenario moderat atau realistis, Indonesia bermain cukup stabil: mencuri hasil imbang di laga tandang, menang di kandang atas lawan yang lebih lemah, dan menjaga kedisiplinan taktik. Dengan asumsi pemain kunci seperti Marselino Ferdinan, Elkan Baggott, dan Rafael Struick tampil prima, Indonesia berpeluang finis di posisi runner-up grup dan melangkah ke play-off, dengan peluang lolos sekitar 15-30 persen.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun