Misalnya, ketika siswa diberi ruang untuk bereksperimen di kelas maka mereka mampu menghadirkan ide-ide segar yang kadang di luar dugaan guru. Guru berperan penting dalam mewujudkan pendidikan bermutu. Mereka bukan sekadar pengajar, tetapi juga pembimbing, motivator, sekaligus teladan.
Pemerintah telah memberikan ruang peningkatan kompetensi guru melalui banyak program pelatihan. Semangatnya tetap sama yakni guru harus terus belajar dan menginspirasi.
Pendidikan berkualitas berarti memberikan akses yang setara tanpa diskriminasi. Baik anak di kota besar maupun di pelosok. semuanya berhak mendapatkan guru terbaik, fasilitas memadai, dan lingkungan belajar yang mendukung.
Inilah yang menjadi tantangan utama bangsa. Sebab, kita masih melihat adanya kesenjangan. Ada sekolah dengan fasilitas mumpuni, ada pula sekolah yang masih kekurangan bangku dan buku atau bahkan kekurangan guru.
Namun, aspirasi tidak boleh berhenti pada keluhan. Aspirasi adalah energi untuk terus bergerak memperbaiki.
Optimalisasi Peran Kolektif
Kita juga tidak bisa menutup mata bahwa tantangan zaman semakin kompleks. Anak-anak hidup di era digital, dimana informasi mengalir deras tanpa batas. Maka, pendidikan berkualitas berarti juga membekali mereka dengan kecakapan abad ke-21, diantaranya berpikir kritis, kreatif, kolaboratif, dan komunikatif.
Pemerintah berusaha menjawab kebutuhan itu dengan menghadirkan transformasi digital pendidikan. Juga yang terbaru misalnya mulai diajarkan coding dan AI (kecerdasan artifisial).
Namun, sekali lagi, teknologi dan atau itu semua hanyalah alat. Yang utama adalah bagaimana guru, orangtua, dan siswa menggunakannya untuk menciptakan pembelajaran yang bermakna (meaningful learning) ---salah satu pendekatan dalam paradigma Pembelajaran Mendalam (deep learning).
Anak-anak akan belajar dengan baik jika mereka merasa dihargai, didengar, dan dipahami. Karena itu, pendidikan berkualitas selalu menekankan pendekatan yang humanis.
Di sinilah peran orangtua tidak bisa diabaikan. Orangtua adalah madrasah pertama. Dukungan, doa, dan teladan orangtua akan memperkuat semangat belajar anak.
Lingkungan keluarga yang aman, ramah anak, dan penuh dengan budaya literasi akan menjadi lahan subur bagi tumbuhnya generasi cerdas.