Mohon tunggu...
Akbar Pitopang
Akbar Pitopang Mohon Tunggu... Berbagi Bukan Menggurui

Mengulik sisi lain dunia pendidikan Indonesia. Buku: Cinta Indonesia Setengah dan Jelajah Negeri Sendiri. BT 2022. KOTY 2024.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Gotong Royong Pendidikan Dukung Anak Raih Pendidikan Berkualitas

18 Agustus 2025   19:17 Diperbarui: 18 Agustus 2025   19:17 340
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dukung anak raih pendidikan berkualitas, begini cara kolektif yang bisa dilakukan. (KOMPAS/HERYUNANTO)

Pendidikan selalu menjadi harapan setiap bangsa. Ia bukan hanya tentang mengisi kepala dengan ilmu pengetahuan tetapi juga menumbuhkan hati yang berkarakter dan sikap yang berdaya.

Di Indonesia, pembicaraan mengenai pendidikan bermutu untuk semua sudah berlangsung lama. Namun, yang paling penting adalah bagaimana mewujudkan aspirasi itu menjadi nyata di setiap sekolah, di setiap kelas, dan di setiap anak didik.

Pemerintah melalui Kemendikdasmen misalnya telah menyusun berbagai kebijakan agar pendidikan semakin menyala dan merata. Mulai dari distribusi guru, bantuan operasional sekolah, digitalisasi, hingga program peningkatan literasi dan numerasi.

Semua ini adalah langkah konkret untuk memastikan bahwa setiap anak Indonesia, dari Sabang sampai Merauke, punya kesempatan yang sama dalam meraih pendidikan berkualitas.

Kekuatan anak-anak kita terletak pada keberagaman latar belakangnya. Dari desa hingga kota, dari pegunungan hingga pesisir, mereka punya mimpi yang sama yakni ingin maju, ingin berdaya, dan ingin membanggakan Indonesia.

Anak Indonesia hebat bukan karena teknologi, melainkan karena semangat mereka untuk terus belajar meski di tengah keterbatasan. Bukankah kita sering mendengar kisah anak yang harus menyeberangi sungai atau berjalan berkilo-kilometer demi sampai ke sekolah?

Itu adalah bukti nyata daya juang yang luar biasa. Kisah seperti ini mengingatkan kita bahwa setiap kebijakan pemerintah harus benar-benar berpihak pada anak bangsa. Terutama yang berada di daerah terdepan, terluar, tertinggal.

Pendidikan bermutu tidak boleh menjadi privilese sebagian orang saja. Melainkan hak seluruh anak bangsa.

Dukung Gotong Royong Pendidikan

Tentu saja, kebijakan dari pemerintah saja tidak cukup sampai disitu. Pendidikan bermutu lahir ketika semua pihak berjalan bersama: guru, orangtua, masyarakat, bahkan siswa itu sendiri.

Gotong royong pendidikan inilah yang menjadi ruh dari sebuah gagasan yang menempatkan siswa sebagai pusat orientasi tujuan bersama yang hendak diraih. Bahwa anak Indonesia sejatinya adalah anak-anak hebat. Mereka tumbuh dengan daya juang, kreativitas, dan rasa ingin tahu yang tinggi. Inilah modal besar yang harus kita dukung bersama.

Misalnya, ketika siswa diberi ruang untuk bereksperimen di kelas maka mereka mampu menghadirkan ide-ide segar yang kadang di luar dugaan guru. Guru berperan penting dalam mewujudkan pendidikan bermutu. Mereka bukan sekadar pengajar, tetapi juga pembimbing, motivator, sekaligus teladan.

Pemerintah telah memberikan ruang peningkatan kompetensi guru melalui banyak program pelatihan. Semangatnya tetap sama yakni guru harus terus belajar dan menginspirasi.

Pendidikan berkualitas berarti memberikan akses yang setara tanpa diskriminasi. Baik anak di kota besar maupun di pelosok. semuanya berhak mendapatkan guru terbaik, fasilitas memadai, dan lingkungan belajar yang mendukung.

Inilah yang menjadi tantangan utama bangsa. Sebab, kita masih melihat adanya kesenjangan. Ada sekolah dengan fasilitas mumpuni, ada pula sekolah yang masih kekurangan bangku dan buku atau bahkan kekurangan guru.

Namun, aspirasi tidak boleh berhenti pada keluhan. Aspirasi adalah energi untuk terus bergerak memperbaiki.

Optimalisasi Peran Kolektif

Kita juga tidak bisa menutup mata bahwa tantangan zaman semakin kompleks. Anak-anak hidup di era digital, dimana informasi mengalir deras tanpa batas. Maka, pendidikan berkualitas berarti juga membekali mereka dengan kecakapan abad ke-21, diantaranya berpikir kritis, kreatif, kolaboratif, dan komunikatif.

Pemerintah berusaha menjawab kebutuhan itu dengan menghadirkan transformasi digital pendidikan. Juga yang terbaru misalnya mulai diajarkan coding dan AI (kecerdasan artifisial).

Namun, sekali lagi, teknologi dan atau itu semua hanyalah alat. Yang utama adalah bagaimana guru, orangtua, dan siswa menggunakannya untuk menciptakan pembelajaran yang bermakna (meaningful learning) ---salah satu pendekatan dalam paradigma Pembelajaran Mendalam (deep learning).

Anak-anak akan belajar dengan baik jika mereka merasa dihargai, didengar, dan dipahami. Karena itu, pendidikan berkualitas selalu menekankan pendekatan yang humanis.

Di sinilah peran orangtua tidak bisa diabaikan. Orangtua adalah madrasah pertama. Dukungan, doa, dan teladan orangtua akan memperkuat semangat belajar anak.

Lingkungan keluarga yang aman, ramah anak, dan penuh dengan budaya literasi akan menjadi lahan subur bagi tumbuhnya generasi cerdas.

Inilah mengapa tema aspirasi pendidikan bermutu untuk semua sangat relevan. Ia mengingatkan kita bahwa kualitas harus dirasakan semua. Aksi bersama untuk terus mendukung anak meraih pendidikan berkualitas pun menegaskan bahwa perjuangan ini tidak bisa dilakukan sendirian.

Kolaborasi adalah Kunci

Pemerintah menyediakan kebijakan, regulasi dan anggaran. Guru menghadirkan pembelajaran terbaik. Orangtua memberi dukungan, dan masyarakat menciptakan lingkungan yang kondusif.

Jika semua bergerak bersama, insya Allah, mimpi pendidikan bermutu untuk semua bukan lagi utopia melainkan kenyataan.

Bayangkan jika setiap anak, tanpa terkecuali, mendapatkan kesempatan yang sama untuk mengembangkan potensi dirinya. Bayangkan jika setiap sekolah menjadi rumah kedua yang nyaman, aman, dan menyenangkan bagi anak-anak. Dan, bayangkan jika setiap guru menjadi inspirasi, bukan sekadar pengajar.

Pendidikan berkualitas juga harus sejalan dengan nilai-nilai luhur bangsa. Anak-anak perlu belajar tentang kejujuran, integritas, tanggung jawab, cinta tanah air, dan kepedulian sosial. Dengan begitu, mereka tidak hanya siap menghadapi tantangan global, tetapi juga tetap berakar pada identitas nasional.

Perjalanan menuju pendidikan bermutu untuk semua memang panjang. Namun, setiap langkah kecil yang kita lakukan hari ini akan berarti besar bagi masa depan bangsa.

Jangan pernah menyepelekan peran masing-masing diantara kita, sekecil apa pun itu. Menyapa anak dengan ramah, menyediakan buku bacaan di rumah, atau selalu memberi motivasi sederhana bisa menjadi bahan bakar semangat bagi anak-anak kita.

Kita percaya bahwa setiap anak Indonesia adalah cikal bakal masa depan bangsa. Mereka adalah penentu arah masa depan, pewaris kemerdekaan, dan pembawa perubahan.

Karena itu, mari kita terus bersuara, bergerak, dan berkolaborasi demi satu tujuan: pendidikan bermutu untuk semua. Sebab, ketika setiap anak Indonesia berhasil meraih pendidikan berkualitas maka seluruh bangsa akan ikut naik derajatnya.

Mari simak kembali topik mengenai;
TOPIK PILIHAN: KOLABORASI ANTARA ORANGTUA DAN GURU, MENGAPA BELUM TERJALIN OPTIMAL?
4 Siklus Hambatan Kolaborasi Guru dan Orangtua
Hari Guru Nasional 2023: Memahami Tantangan dan Peluang Kolaborasi Membentuk Masa Depan Pendidikan
Pentingnya Kolaborasi Guru dan Orangtua di Era Gadget dan Teknologi Pendidikan

*****
Salam berbagi dan menginspirasi.
== AKBAR PITOPANG ==

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun