Bulan Ramadan selalu membawa nuansa yang berbeda dan memang selalu spesial bagi  kita. Tidak hanya sebagai bulan penuh ibadah tetapi juga momen yang mempererat silaturahmi. Salah satu tradisi yang begitu lekat dalam masyarakat adalah acara berbuka puasa bersama atau yang lebih akrab disebut bukber.Â
Ajang ini menjadi kesempatan bagi banyak orang untuk kembali bertemu, bernostalgia, dan melepas rindu setelah lama tidak berjumpa. Dari bukber alumni, bukber teman kerja, hingga bukber komunitas, semua memiliki tujuan yang sama yaitu mempererat kebersamaan.
Namun, tidak jarang acara bukber yang seharusnya menyenangkan malah berujung kurang nyaman. Ada yang merasa canggung, ada yang diam-diam membandingkan diri dengan orang lain, dan ada pula yang merasa acara tersebut hanya ajang pamer.Â
Padahal esensi bukber seharusnya jauh dari itu semua. Bukber adalah soal kebersamaan dan bukan ajang kompetisi "pansos".
Untuk memastikan acara bukber tetap menjadi momen yang bermakna memang ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Jangan sampai niat baik untuk bersilaturahmi justru berubah menjadi beban mental atau bahkan menciptakan jarak di antara kita.Â
Bukber yang ideal adalah yang menghadirkan suasana hangat, penuh kebersamaan, dan bebas dari perasaan terintimidasi atas merasa insecure.
Agar bukber tetap sesuai dengan esensinya maka bagi setiap pribadi harus memiliki kesadaran diri dan sikap yang tepat. Bukan tentang di mana kita bekerja sekarang, seberapa sukses kita dibandingkan teman lama, atau seberapa menarik penampilan kita saat itu.Â
Bukber yang sejati adalah tentang momen kebersamaan yang penuh makna. Lalu, bagaimana agar acara bukber tetap berkesan tanpa kehilangan makna?Â
Setidaknya ada tiga hal yang perlu diperhatikan diantaranya sebagai berikut.
1. Hindari Flexing
Kita tentu pernah mendengar istilah flexing yakni kebiasaan memamerkan pencapaian, kehebatan, atau status sosial demi mendapat pengakuan dari orang lain. Dalam acara bukber, perilaku ini bisa muncul dalam berbagai bentuk, mulai dari obrolan tentang pencapaian pribadi hingga pamer gaya hidup atau barang-barang premium.Â
Sayangnya, flexing justru dapat menciptakan jurang sosial dan membuat orang lain merasa tidak nyaman. Karena seharusnya bukber menjadi tempat dimana kita bisa berbagi cerita tanpa ada perasaan tersaingi.Â