Mohon tunggu...
Akbar Pitopang
Akbar Pitopang Mohon Tunggu... Guru - Berbagi Bukan Menggurui

Mengulik sisi lain dunia pendidikan Indonesia 📖 Omnibus: Cinta Indonesia Setengah 2013 Jelajah Negeri Sendiri 2014 | Best Teacher 2022 Best In Specific Interest Nominee 2023 | Ketua Bank Sampah Sekolah | Teknisi Asesmen Nasional ANBK | Penggerak Komunitas Belajar Kurikulum Merdeka

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Fenomena Guru Content Creator, Yay or Nay?

9 Desember 2023   04:32 Diperbarui: 12 Desember 2023   16:28 1267
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi fenomena guru content creator di masa kini. Apakah wajar? (Foto: Shutterstock via Kompas.com) 

Konten-konten edukatif yang dihasilkan memadukannya dengan elemen-elemen kreatif yang membuat anak didik lebih antusias dalam belajar. 

Namun, beberapa kalangan berpendapat bahwa fokus pada konten yang menghibur dapat menggeser fokus pada esensi pendidikan atau unsur edukasi. 

Meskipun demikian, banyak guru content creator melihat media sosial sebagai alat yang efektif untuk mengubah cara pendidikan disampaikan dan diakses.

Fenomena guru content creator menciptakan dinamika baru dalam dunia pendidikan. 

Melalui perpaduan antara edukasi dan hiburan, guru content creator menjadi pionir dalam membawa pendidikan ke era digital dengan cara yang menarik dan berdampak positif.

Guru content creator tetap jadi role model

Guru yang terjun menjadi content creator tetap menjadi role model bagi anak didiknya. (via aromabuku.com)
Guru yang terjun menjadi content creator tetap menjadi role model bagi anak didiknya. (via aromabuku.com)


Dalam berbagai konteks dan lingkungan, seorang guru memegang peran yang tak tergantikan sebagai role model. Ini menjadi semakin krusial di tengah pesatnya perkembangan teknologi dan paparan media sosial seperti yang kita alami saat ini. 

Meskipun aktif di platform media sosial, seorang guru tetap dituntut untuk memprioritaskan nilai-nilai karakter dan kepribadian, sejalan dengan empat dasar kompetensi yang menjadi landasan profesi guru.

Seorang guru harus memiliki integritas yang tinggi, tidak hanya dalam konteks pembelajaran di kelas, tetapi juga di ruang lingkup media sosial. 

Dalam setiap tindakan dan perkataan, integritas guru tercermin sebagai fondasi yang kuat untuk membangun kepercayaan dan integritas. dan dapat memberikan contoh yang inspiratif bagi siswa dan masyarakat di sekitarnya.

Itu bisa diwujudkan melalui penyebaran konten-konten edukatif atau refleksi pembelajaran yang memberikan nilai tambah bagi followers-nya. Guru harus menjadi agen perubahan positif di tengah arus informasi yang begitu masif.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun