Pada awalnya penulis benar-benar tidak menyadari kalau ternyata gaya potongan rambut kedua orang siswa kami ini dengan model faux hawk with line.
Penulis baru menyadarinya setelah keduanya sempat maju ke depan mendekati meja guru untuk bertanya terkait tugas yang dikerjakan di sekolah.
Nah, ketika menyadari hal tersebut penulis hanya menyampaikan kepada keduanya secara bergantian bahwa model atau gaya rambut tersebut tidak cocok untuk diterapkan di lingkungan sekolah. Kami menghimbau kepada keduanya untuk tidak mengulanginya lagi.Â
Penulis menyampaikan secara tulus tanpa memarahi sedikitpun karena kami sadar bahwa mereka masih Kelas 1 dan baru mulai beradaptasi dengan lingkungan Sekolah Dasar dengan status Negeri.
Juga penulis menyampaikan kepada siswa tanpa harus berkoar-koar agar teman-temannya tidak terpancing untuk mengolok-olok atau bullying ketika jam pelajaran usai atau setelah berada di luar kelas.
Tak lupa, saya meminta izin untuk mengambil foto penampakan rambutnya untuk dikirimkan ke orangtuanya atau wali murid via aplikasi WhatsApp misalnya.
Tujuannya untuk ikut menghimbau kepada orangtua atau wali murid yang bersangkutan agar tidak memotong rambut anaknya dengan model atau gaya rambut yang tidak dianjurkan oleh sekolah.
Alasan perlunya bagi semua pihak bijak dalam memahami aturan sekolah
1. Aturan sekolah dan proses pembentukan karakter siswa
Jika banyak netizen yang melayangkan komentar sinis bahwa model rambut tak menentukan kualitas kognitif dan skill seorang siswa, kami para guru pun setuju-setuju saja.
Memang benar mana mungkin gaya rambut bisa dijadikan patokan kualitas akademik dan keterampilan siswa. komparasi yang diajukan netizen bukan apple to apple, melainkan apple to orange!
Padahal sebenarnya aturan terkait gaya rambut ini adalah sebagai upaya menanamkan karakter tanggung jawab siswa mematuhi peraturan yang ada sejak dini.