Bukanlah zaman yang membunuh penulis, melainkan ia mengubah medan perang. Penulis sejati bukan yang kalah, tapi yang mampu beradaptasi dengan jiwa terbuka dan tangan kreatif, di mana AI adalah pena yang dilampaui maknanya oleh tangan manusia.
Di era di mana kecepatan dan kuantitas menjadi raja, tulisan yang lahir dari kegelisahan, cinta, dan harapan adalah oase
yang melembapkan dahaga jiwa manusia.
Maka untuk penulis di luar sana, teruslah menulis dalam malam sunyi, walau tanpa
publisitas atau riuh gunning royalti. Karena setiap kata adalah harapan, dan setiap kisah jiwa adalah lilin kecil yang terus menyala.
Tulisan ini adalah refleksi atas karya hebat Denny JA, yang mengingatkan kita bahwa AI tidak membunuh penulis---itu hanya membuka bab baru dalam kisah panjang literasi
manusia. ***
Kota Batu Wisata Sastra Budaya,
Senin Pahing, 9 Juni 2025
Akaha Taufan Aminudin
Koordinator SATUPENA Jawa Timur
dan Kreator Era AI (KEAI) Jawa Timur.
Pegadaian MengEMASkan IndonesiaÂ
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI