Mohon tunggu...
Dayangsumbi
Dayangsumbi Mohon Tunggu... Freelancer - Penikmat Musik, Filosofi

Blogger Writer and Amateur Analys, S.Komedi

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Humanisme dalam Interaksi Hubungan Manusia dengan Digitalisasi Algoritma

30 Desember 2021   10:19 Diperbarui: 22 Mei 2022   15:18 587
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi : Freepic/Pexels

Digitalisasi nampaknya seperti perkakas yang biasa kita gunakan dan memiliki nilai bercabang atau bahasa lainnya yaitu bermata dua, memiliki nilai-nilai positif dan negatif tergantung pengguna dan untuk apa digunakan. Tetapi, sebagaimana perkakas (benda) yang merupakan sebuah objek yang memiliki esensi dan eksistensi untuk apa dan mengapa itu berada dapat pula dirumuskan. Dalam buku “ The Question Concerning Technology “ Menurut Filsuf Martin Heidegger, “ Dimana pun kita tetap tidak bebas dan akan terikat dengan teknologi. Apakah kita dengan penuh semangat menegaskan atau menyangkalnya. Tapi, hubungan itu akan menjadi bebas jika kita terbuka terhadap eksistensi manusia kita pada esensi teknologi. Ketika kita menanggapi esensi ini, kita akan dapat mengalami teknologi dengan batas-batasnya sendiri. “

Menurutnya ada 4 faktor yang dalam sejarah filsafat selalu menjadi acuan. Pertama, causa materialis. Kedua, causa formalis. Ketiga, causa finalis. Keempat, causa efficiens.

Causa Materialis, penulis mengandaikan bahwa penyebab material atau materi dari adanya digital algoritma ini adalah kemampuan manusia itu sendiri dalam menggunakan digital algoritma, tetapi ini masih dipertimbangkan. Menurut penulis pengandaiannya begini materialis merupakan bentuk materi, causa materialis, penyebab atau bahan dasar material (kebendaan). Sedangkan manusia itu sendiri adalah bentuk materi meski pun pikiran yang menggerakkan. Walaupun, hal itu merupakan perdebatan dalam filsafat antara akal itu bagian dari fisik atau sebaliknya maupun yang menganggap bahwa entitas keduanya tidak terpisah. Tetapi, pikiran yang sudah diejawantahkan menjadi tindakan-tindakan penggunaan maupun pembuatan digital algoritma. Itu sudah menjadi sesuatu yang berbentuk materi ( being Mater ) yang menurut etika Kant sudah termasuk dalam tindakan moral dan jika melakukan tindak kriminal akan dikenakan hukuman..

Causa Formalis, pengandaian dari ini ialah suatu iktikad dari manusia itu sendiri dalam pemanfaat kemajuan zaman terutama digitalisasi algoritma itu sendiri. Untuk apa itu dibuat dan untuk apa menggunakannya.

Causa Finalis, dalam hal ini kita juga dengan sepenuh hati menyadari eksistensi (being for) dan esensi baik manusia itu sendiri maupun dari digitalisasi algoritma ini. Dampak dari hubungan yang ditimbulkan dari kemajuan teknologi yang pesat ini terutama digitalisasi algoritma terhadap manusia itu sendiri maupun lingkungan disekitarnya. Singkatnya seberapa besar dampak yang ditimbulkan dari interaksi manusia terhadap digitalisasi algoritma ini pada manusia itu sendiri maupun pada lingkungan.

Causa Efficienshal ini membawa dampak final dari interaksi manusia dengan digitalisasi algoritma. Seperti, seberapa berguna dan dibutuhkannya hal ini serta dampak dari seberapa besarnya ketergantungan kita terhadap digitalisasi algoritma.

Interaksi dari manusia dan digitalisasi algoritma baik dari eksistensi (being for) dan esensi dari hal ini itu sesungguhnya bernilai sangat humanis, contoh-contohnya seperti untuk pengelolaan data dan sumber daya supaya cepat dan mudah disajikan pada pengguna demi kepentingan kebutuhan menyelesaikan persoalan baik dalam proses kerja maupun kegiatan lainnya. Dalam kata lain supaya manusia dapat meminimalisir waktu dan efisiensi dalam kerja. Sehingga manusia dapat memiliki waktu lebih lama bersama manusia lainnya dalam bersosialisasi dan membagi kasih serta mengistirahatkan tubuhnya dalam menjaga metabolisme tubuh. Meskipun dilapangan masih ada penyimpangan-penyimpangannya.

Kesimpulannya Algoritma membantu kita dalam mengambil keputusan di pelbagai persoalan karena algoritma menyajikan data yang terstruktur dan sesuai klasifikasi yang dibutuhkan sehingga manusia dapat meminimalisir kekeliruannya dan waktunya dalam mengambil keputusan. Sangat begitu humanis bukan ?

Kita telah mengetahui esensi dan eksistensi dari interaksi manusia dengan Digital Algoritma ini. Selanjutnya kita masuk kepada pertanyaan, Apakah Algoritma menghasilkan dan menyajikan data yang independen ?

Dalam algoritma terdapat berbagai metode, salah satunya yaitu Naïve Bayes Classifier. Metode ini merupakan metode yang menggunakan probabilitas dan statistika dalam pengklasifikasiannya. Metode ini dikemukanan oleh Thomas Bayes, Ilmuwan Inggris. Ciri utamanya adalah asumsinya sangat kuat akan independensi dari masing-masing kondisi atau kejadian.

Namun, menurut Oslon Delen dalam metode ini menghitung probabilitas menggunakan syarat bahwa kelas keputusan adalah benar dengan mengingat vektor informasi objek. Algoritma ini juga mengasumsikan atribut objek adalah independen sehingga probabilitas yang terlibat dalam memproduksi perkiraan akhir dihitung dari “master” tabel keputusan. Sehingga salah satu ciri Algoritma yang baik dan benar yaitu memberikan output yang benar dan akurat serta cepat dapat dimiliki.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun