Mohon tunggu...
Agustinus Gereda Tukan
Agustinus Gereda Tukan Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Mengajar di Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Merauke. Selain buku nonfiksi, menulis narasi, cerpen, yang termuat di Zahir Publishing Yogyakarta dan beberapa penerbit lainnya; menulis esai/artikel di media online Surya Papua. Kecuali bidang filsafat, bahasa dan sastra, berminat dalam bidang pendidikan, baik formal maupun nonformal.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Korelasi Kesantunan dengan Keakraban Berbahasa dalam Interaksi Sosial

17 April 2024   04:50 Diperbarui: 17 April 2024   04:57 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Dalam situasi formal, kesantunan sangat penting untuk menjaga hubungan antarindividu dan mempertahankan norma sosial yang berlaku. Dalam situasi akrab, individu cenderung lebih terbuka dan kurang menekankan aturan-aturan kesantunan formal karena ada tingkat keakraban yang sudah terjalin di antara mereka. 

Kesantunan mencerminkan norma-norma perilaku yang dianggap sopan dan sesuai dengan aturan sosial, sementara keakraban merujuk pada tingkat kedekatan dan keintiman antarindividu. 

Dalam komunikasi sosial, individu dihadapkan pada etika dan norma. Di pihak lain, individu tidak pernah dilepaskan dari dinamika komunikasi akrab dan santai sesuai dengan partisipan yang terlibat. Artikel ini berusaha membahas hubungan kesantunan berbahasa dan keakraban dalam interaksi sosial sehari-hari serta implikasinya.

Etika dan Norma dalam Komunikasi Sosial

Kesantunan merujuk pada serangkaian norma yang mengatur perilaku individu dalam berinteraksi dengan orang lain. Ia melibatkan penggunaan bahasa yang sopan, penghargaan terhadap privasi dan ruang pribadi orang lain, serta kepatuhan terhadap norma budaya dan sosial yang berlaku. 

Dalam The Principles of Pragmatics, Leech (1983) membedakan kesantunan positif dan negatif. Kesantunan positif melibatkan ekspresi kesopanan dan kebaikan hati. Kesantunan negatif melibatkan penghindaran tindakan yang dapat mengganggu atau menyakiti perasaan orang lain. 

Menurut Brown dan Levinson (1987) dalam Politeness: Some Universal in Language Usage, kesantunan adalah sistem tindakan sosial yang diarahkan untuk menjaga harga diri orang lain dan diri sendiri, serta menyediakan struktur bagi interaksi sosial yang efisien dan menyenangkan.

Dalam komunikasi sosial, kesantunan mengacu pada situasi formal. Sementara, ketidaksantunan merujuk pada situasi akrab dan santai. Perhatikan contoh-contoh ujaran dalam situasi formal!

Pertama, ujaran permintaan:  "Maaf, apakah saya bisa meminta izin untuk mengganggu sebentar?" Kedua, permintaan izin: "Bolehkan saya mengambil kursi ini?" Ketiga, ungkapan kata-kata sopan: "Terima kasih banyak atas kesempatan ini, saya sangat menghargainya." Keempat, penggunaan gelar atau panggilan yang sesuai: "Permisi, Bu Direktur, apakah saya bisa memberikan laporan singkat?"

Sebaliknya, contoh ujaran ketidaksantunan dalam situasi akrab dan santai. Pertama, ujaran langsung tanpa basa-basi: "Oke, ngobrolnya Gini aja, ya." Kedua, ujaran penggunaan bahasa kasar atau tidak sopan: "Lo, gue udah bosan banget lo!" Ketiga, memanggil tanpa menggunakan gelar atau nama yang tepat: "Eh, kamu! Bantu aku, dong!" Keempat, menggunakan humor atau lelucon yang mungkin dianggap kurang sopan dalam konteks formal: "Hei, tolong jangan bengong terus kayak sapi."

Kesantunan berbahasa adalah penggunaan bahasa dengan memperhatikan norma-norma kesopanan dan tata krama yang berlaku dalam suatu masyarakat. Hal ini termasuk penggunaan kata-kata sopan, penghindaran dari kata-kata yang mungkin mengganggu atau menyinggung, penggunaan struktur kalimat yang sesuai dengan situasi dan lawan bicara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun