Mohon tunggu...
A Iskandar Zulkarnain
A Iskandar Zulkarnain Mohon Tunggu... SME enthusiast, Hajj and Umra enthusiast, Finance and Banking practitioners

Iskandar seorang praktisi Keuangan dan Perbankan yang berpengalaman selama lebih dari 35 tahun. Memiliki sejumlah sertifikat profesi dan kompetensi terkait dengan Bidang Manajemen Risiko Perbankan Jenjang 7, Sertifikat Kompetensi Manajemen Risiko Utama (CRP), Sertifikat Kompetensi Investasi (CIB), Sertifikat Kompetensi International Finance Management (CIFM) dan Sertifikat Kompetensi terkait Governance, Risk Management & Compliance (GRCP) yang di keluarkan oleh OCEG USA, serta Sertifikasi Kompetensi Management Portofolio (CPM). Iskandar juga berkiprah di sejumlah organisasi kemasyarakatan ditingkat Nasional serta sebagai Ketua Umum Koperasi Syarikat Dagang Santri. Belakangan Iskandar juga dikenal sebagai sosok dibalik kembalinya Bank Muamalat ke pangkuan bumi pertiwi.

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Kerugian Biro Perjalanan Manakala Tak Ada Undangan

2 Juni 2025   19:47 Diperbarui: 4 Juni 2025   09:02 537
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketika Harapan Diabaikan: Tak Ada Undangan Furoda, Tapi Kerugian Nyata

Setiap tahun, menjelang musim haji, biro perjalanan di Indonesia mulai menyusun strategi operasional untuk berbagai jalur pemberangkatan, ONH Plus/Haji Khusus, hingga jalur undangan atau Haji Furoda. Jalur terakhir ini kerap dianggap sebagai opsi paling cepat bagi mereka yang tidak ingin menunggu antrean bertahun-tahun.

Namun, musim haji 2025 menjadi titik balik penuh kepahitan. Harapan yang semula begitu tinggi seketika runtuh saat Pemerintah Arab Saudi memutuskan untuk tidak menerbitkan visa mujamalah atau undangan Furoda sama sekali.

Bagi para jemaah, ini berarti batal berangkat. Tapi bagi biro perjalanan, dampaknya jauh lebih dalam: kerugian finansial yang signifikan.

Banyak biro sudah menyiapkan miliaran rupiah untuk deposit tiket pesawat dan reservasi hotel di Makkah dan Madinah. Langkah ini biasanya diambil untuk mengamankan slot premium sebelum kehabisan.

Namun, ketika visa tidak juga turun hingga tenggat akhir, dana tersebut hangus. Tak ada refund penuh. Tak ada mekanisme reschedule. Inilah bentuk kerugian nyata yang selama ini luput dari sorotan media dan publik.

Tidak sedikit biro yang terpaksa menggunakan dana talangan atau meminjam ke bank untuk mengantisipasi pembiayaan awal ini. Ketika realitas berkata lain, mereka tidak hanya kehilangan uang, tapi juga kehilangan reputasi dan kepercayaan jemaah.

Harapan yang disandarkan pada janji undangan Furoda berubah menjadi beban berat yang tak ringan ditanggung sendiri.

Hotel dan Maskapai Menang Dua Kali: Pegang Uang, Tapi Bebas Kewajiban

Di tengah ketiadaan visa Furoda, kerugian terbesar justru tidak ditanggung oleh pihak yang paling diuntungkan dari sistem ini: hotel dan maskapai.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun