Negara juga dapat membentuk mekanisme perlindungan konsumen haji non-kuota yang berfungsi sebagai mediasi jika terjadi sengketa antara jemaah dan travel, sekaligus sebagai pengawas etik dan operasional.
Jika Furoda terus dibiarkan berjalan dalam kekosongan hukum, maka akan tercipta ruang spekulasi dan praktik rente yang merusak wajah ibadah itu sendiri. Ini bukan soal campur tangan negara terlalu dalam, tapi soal negara hadir melindungi warganya dari kerugian yang berulang dan tidak perlu.
Di Balik Hangusnya Deposit, Ada Sistem yang Perlu Diperbaiki
Kasus visa Furoda yang tidak terbit tahun ini bukan hanya cerita tentang jemaah yang gagal berangkat ke Tanah Suci, melainkan juga cermin dari rapuhnya sistem penyelenggaraan haji non-kuota yang belum berpihak pada keadilan dan kepastian.
Ketika deposit hotel dan tiket pesawat hangus, yang sesungguhnya terjadi adalah pembiaran terhadap kerugian sistemik yang menimpa biro perjalanan.Â
Mereka bukan hanya kehilangan dana, tetapi juga menjadi sasaran kemarahan jemaah, berpotensi digugat secara hukum, bahkan tidak sedikit yang harus gulung tikar. Semua itu terjadi dalam senyap, karena tidak ada kerangka regulasi yang secara jelas melindungi mereka.
Sementara itu, pihak-pihak besar seperti maskapai dan hotel menikmati posisi dominan. Mereka bisa memegang uang miliaran tanpa kewajiban untuk mengembalikannya, meskipun jasa tak pernah diberikan.
Situasi ini memperlihatkan adanya ketimpangan yang akut dalam relasi bisnis, yang jika terus dibiarkan akan merusak ekosistem ibadah haji secara keseluruhan. Jangan sampai ibadah yang suci ini justru menjadi ladang kerugian karena absennya peraturan yang adil.
Oleh karena itu, sudah saatnya sistem ini diperbaiki. Diperbaiki bukan untuk menghalangi jalur Furoda, tetapi untuk memberikan kepastian dan perlindungan bagi semua pihak.
Negara harus hadir, minimal sebagai penjaga etika dan kepastian kontraktual, agar bisnis haji berjalan secara sehat dan bermartabat. Karena pada akhirnya, yang dipertaruhkan bukan hanya uang, tapi juga kepercayaan umat dan integritas ibadah itu sendiri.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI