Mohon tunggu...
Airani Listia
Airani Listia Mohon Tunggu... Ibu Rumah Tangga dan Freelance Writer

Emak-emak hobi menyebarkan kebaikan melalui tulisan. Penulis buku Customer Service Excellence (2025). More info: https://msha.ke/airanilistia

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Bukan Sekadar Melayani, Customer Service Excellence Memahami dengan Empati

3 September 2025   22:42 Diperbarui: 3 September 2025   22:49 61
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi melayani dengan hati (Sumber:Pexels/Mikhail Nilov)

“Melayani pelanggan lebih dari sekadar profesionalisme kerja. Melayani merupakan tindakan kebaikan berupa memberikan pelayanan yang terbaik kepada pelanggan dengan memahami pelanggan.” (Handayani, 2025 : hlm. 229 - 230)

Kutipan di atas saya ambil dari buku sendiri, “Customer Service Excellence : Strategi Praktis Membuat Pelanggan Selalu Bahagia dengan Pengalaman yang Menyenangkan.” Sebuah pertanyaan sempat terpikirkan, setelah membaca tulisan itu.

Apakah kamu pernah bekerja dengan setengah hati?

Bagaimana hasil dari pekerjaan yang dijalani tidak dengan sepenuh hati?

Cerita Tentang Melayani dengan Hati

Selain pernah menjadi customer service, saya juga pernah menjadi dropshipper di dua marketplace. Pengalaman pertama, berjualan aksesoris ponsel pada tahun 2017 - 2018. Setelah menikah saya pernah berjualan perlengkapan ibu dan bayi. Terakhir, saya menjual handuk dan sprei tahun 2024.

Yang paling membuat saya sangat bersyukur, yaitu tidak pernah mendapatkan bintang dua dari pelanggan, terendah mendapatkan bintang tiga. Dua kali berjualan di toko daring, selalu bertahan dengan minimal nilai toko 4,8. Pelanggan yang membeli barang di toko saya, cukup puas dengan kualitas barang, dan pelayanan yang diberikan.

Lantas, kenapa berhenti berjualan? Ya, saya tidak dapat memungkiri, masalahnya tidak ada modal. Menjadi dropshipper kelemahannya tidak aman dengan stok produk. Kadang pelanggan pergi karena barang yang diinginkan tidak ada. Harga di pasaran pun tidak dapat bersaing, sedikit lebih mahal. Jadi, saya memutuskan untuk berhenti berjualan sementara.

Selama menjadi customer service, maupun berjualan di toko daring, tidak jarang saya mendapatkan pelanggan yang banyak bertanya. Ada pula pelanggan yang komplain karena paket belum juga diterima, dan sebagainya.

Belum tentu, pelanggan datang ke kita dalam kondisi bahagia. Malah lebih sering mereka menghubungi karena kecewa. Tentu, kondisi emosional pelanggan yang tidak stabil akan selalu kita hadapi sebagai customer service, maupun penjual. Ini yang menjadi tantangan bagi seorang customer service.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun