Mohon tunggu...
Airani Listia
Airani Listia Mohon Tunggu... Ibu Rumah Tangga dan Freelance Writer

Emak-emak hobi menyebarkan kebaikan melalui tulisan. Penulis buku Customer Service Excellence (2025). More info: https://msha.ke/airanilistia

Selanjutnya

Tutup

Book Artikel Utama

Perjalanan Menerbitkan Buku, Karya Terpajang di Gramedia Jadi Nyata

24 Agustus 2025   21:20 Diperbarui: 25 Agustus 2025   11:14 2172
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto buku pertama saya tahun 2025 (Sumber:Foto Penerbit Anak Hebat Indonesia)

Menulislah tanpa henti, terbitkan bukumu, dan buat karyamu abadi.”

Pernah nggak sih, sebagai penulis kamu punya keinginan menerbitkan buku? Baik menerbitkan buku sendiri melalui penerbit indie, self publishing, atau dipinang penerbit mayor?

Saya yakin, hampir semua penulis berkeinginan menerbitkan buku. Saya pun punya keinginan yang sama, menerbitkan buku pertama. Cerita ini mungkin dapat menjadi pemantik semangat, bagi kamu yang punya keinginan menerbitkan sebuah buku. Yuk, dengarkan!

Perjalanan Panjang Menerbitkan Buku Pertama

Sejak aktif menulis tahun 2022, saya mulai bercita-cita menerbitkan paling tidak satu buku untuk disimpan sendiri sebagai kenangan. Ah, tapi apa mungkin? Sempat pesimis, dan berpikir demikian. Namun, setelah dipikir kembali, apa salahnya mencoba?

Sebelum memulai menulis sebuah buku, saya berusaha mengasah kemampuan menulis melalui ikut berbagai macam lomba menulis, dan terus menulis di platform menulis, salah satunya Kompasiana tercinta. Termasuk mengikuti beberapa kali diskusi mengenai kesalahan penulisan yang harus diketahui seorang penulis, di mata editor.

Tahun 2024, saya sering mencari berbagai macam informasi mengenai cara menerbitkan buku. Kemudian, saya coba beberapa kali melamar sebagai freelance writer. Hasilnya? Ya, ditolak, ditolak, dan ditolak. Sadar banget, saya masih sangat awam dibanding penulis senior yang berkecimpung di dunia penulisan dan penerbitan bertahun-tahun lamanya.

September 2024, saya kembali melamar menjadi freelance writer untuk menulis buku dengan tema yang memang sudah ditentukan oleh penerbit. Tak disangka, kali ini saya diterima! Duh, kaget bukan main. Saya langsung dihubungi tim manajemen untuk membuat kesepakatan.

Saya bingung dan bertanya, apakah tidak ada wawancara? Ternyata, dari hasil review CV yang telah diajukan, saya termasuk seorang praktisi, sehingga tidak memerlukan wawancara.

Akan tetapi, saya harus mengajukan outline / daftar isi yang nantinya akan direview oleh tim manajemen sebelum diajukan ke penerbit. Tim manajemen menjadi perantara saya dengan penerbit. Jadi, saya memang tidak langsung berhubungan dengan penerbit.

Setelah berpikir dengan penuh pertimbangan, saya menerima tawaran tim manajemen. Saya mendapatkan tema buku non fiksi, “Customer Service Excellence”, sesuai pekerjaan yang sebelumnya saya jalankan sejak tahun 2016. Saya segera membuat outline yang berisi pengajuan judul, kelebihan naskah, sinopsis, daftar isi, dan sedikit profil penulis. Outline disetujui dengan satu tambahan sub bab, dan mulailah proses penulisan naskah buku pada awal Oktober.

Bagaimana proses? Ini jujur dari hati ya … Saya sangat pusing. Bagaimana tidak? Sebelum memulai menulis, saya harus mencari berbagai macam referensi sebagai bahan acuan teori. Sumber referensi berasal dari buku digital, buku cetak, jurnal, website, dan laporan survei. Semua harus dilahap dalam waktu singkat, lebih dari dua puluh referensi tulisan. Sedangkan, buku harus selesai dalam kurun waktu 1,5 bulan.

Beberapa revisi dasar saya lakukan, lebih pada penyesuaian cara penulisan dan memastikan tidak ada kesalahan penulisan, sesuai dengan EYD (Ejaan Yang Disempurnakan). Saya menulis naskah menggunakan smartphone.

Kenapa tidak pakai laptop? Sebenarnya, laptop saya sedang rusak, loadingnya sangat lama, sehingga hanya digunakan untuk merapikan halaman saja. Sayangnya, ada beberapa menu pengaturan google doc yang hanya dapat diakses melalui PC atau laptop. Ini menjadi kendala yang membuat lama proses penulisan. Ketika saya ingin melaporkan progres tulisan, butuh waktu lama hanya untuk merapikan tulisan di laptop, bisa sampai dua jam lebih.

November 2024, naskah selesai dibuat. Saya segera melaporkan naskah final kepada tim manajemen. Rasanya sangat melegakan setelah menyetor naskah. Lama tak ada kabar, Februari 2025 saya dihubungi kembali oleh manajemen. Mereka mengatakan bahwa naskah saya berhasil melewati review editor, tidak ada revisi lagi, dan lolos untuk masuk ke tahap cetak. Saya disuruh untuk menunggu kembali proses antrean cetak.

Harapan mulai pudar, sampai bulan Mei 2025 saya tidak lagi mendapatkan kabar. Sempat berpikir negatif, apakah naskah buku saya mengalami kendala, sehingga batal cetak? Sangat khawatir, bahkan saya tak bisa menutup kesedihan.

Sampai akhirnya, saya menemukan judul buku itu sudah terpajang di laman resmi penerbit. Tak lama kemudian, buku cetakan pertama telah masuk Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah DIY. Ini menjadi angin segar bagi saya yang hampir putus asa.

Perjalanan panjang menerbitkan buku pertama ini belum usai, karena ada kabar yang lebih mengejutkan lagi.

Ketika Melihat Buku Sendiri Terpajang di Gramedia

Foto buku pertama saya tahun 2025 (Sumber:Foto Penerbit Anak Hebat Indonesia)
Foto buku pertama saya tahun 2025 (Sumber:Foto Penerbit Anak Hebat Indonesia)
Sebuah kejutan yang begitu istimewa saya dapatkan. Kado yang tidak diduga, di bulan kemerdekaan Indonesia tahun 2025, saya melihat buku pertama saya terpajang di laman resmi Gramedia. Saya tak bisa lagi berkata-kata, rasanya ingin berjingkrak saking bahagianya.

Buku berjudul “Customer Service Excellence : Strategi Praktis Membuat Pelanggan Selalu Bahagia dengan Pengalaman yang Menyenangkan”, kini sudah ada di Toko Buku Gramedia. Tulisan saya terpajang di Gramedia bukan hanya mimpi, tetapi sudah menjadi nyata. Proses distribusi buku masih terus berlangsung.

Sekarang, saatnya memberitahukan nama asli saya. Sesuai janji sebelumnya, perkenalkan nama saya Septasari Handayani. Mungkin kamu lebih mengenal saya dengan nama pena Airani Listia. Bukan tanpa sebab, saya tetap menggunakan nama pena itu di Kompasiana. Nama itu sudah terlanjur melekat sejak artikel pertama saya berhasil terbit di platform menulis digital tahun 2022.

Lho, terus kenapa sekarang memutuskan menggunakan nama asli dalam buku? Buku pertama saya merupakan buku non fiksi. Sesuai saran dari manajemen, saya putuskan menggunakan nama asli pada buku pertama, dan mungkin untuk buku selanjutnya.

Buku pertama yang saya tulis, bukan hanya buku teori. Saya menuangkan contoh nyata berdasarkan pengalaman sebagai customer service, pelanggan, dan penjual. Tiga sisi dengan pandangan yang berbeda. Saya tidak menempelkan teori, tetapi meramunya untuk mudah dipahami. Mengajak pembaca berbicara melalui buku.

Sulit? Tentunya, ini pengalaman pertama saya menulis sebuah buku. Banyak hal yang baru saya pahami saat proses penulisan. Pengembangan ide yang lebih kompleks, pencarian sumber referensi yang valid. Hingga terselesaikan buku pertama saya dengan total 320 halaman, berukuran 14x20 cm (setelah masuk meja editor). Padahal awalnya, saya berpikir tidak sampai menulis 200 halaman.

Ada sebuah misi dibalik penulisan buku ini, yaitu membantu seseorang yang ingin menerapkan customer service excellence, memahami pelanggan, mengelola emosi maupun menangani keluhan pelanggan dengan baik, sampai melayani dengan hati.

Bagi saya, untuk menciptakan pelayanan prima atau keunggulan dalam pelayanan, seorang layanan pelanggan harus melayani dengan hati. Menciptakan kepuasan dan loyalitas pelanggan, membuat pelanggan bahagia dengan pengalaman yang menyenangkan. Pelanggan adalah nyawa bisnis dan perusahaan, maka mereka sangat layak mendapatkan pelayanan terbaik.

Saya tak bisa memungkiri, kebahagiaan yang terpancar dari diri sendiri, ketika melihat buku sendiri terpajang di Gramedia. Rasa lelah dan jerih payah menulis buku, berakhir tidak sia-sia. Hampir setahun menunggu, terbayarkan dengan rasa bangga. Dengan harapan, buku pertama saya dapat bermanfaat bagi banyak orang, dan dapat dinikmati oleh seluruh pembaca.

Ini bukan akhir, ini awal perjuangan, awal untuk karya berikutnya. Mungkin buku pertama saya masih jauh dari sempurna. Akan tetapi, melalui terbitnya buku ini, saya berharap mendapatkan masukan yang membangun untuk karya berikutnya. Saya akan belajar lebih baik lagi untuk karya kedua, ketiga, dan seterusnya.

Kalau kamu ingin menerbitkan buku, jangan menyerah dulu. Nggak ada yang nggak mungkin … Saya yakin kamu akan berhasil menerbitkan buku sendiri, termasuk penulis pemula.

Mungkin jalannya akan panjang, menulis dan menerbitkan buku memang sangat tidak mudah, waktu tunggunya pun tidak sebentar. Tapi, perasaan bahagia, puas, dan bangga akan hadir ketika buku itu telah berhasil terbit, ada dalam genggamanmu.

Ayo, mulailah tulis apa yang kamu pikirkan. Yakin, kamu bisa menghasilkan sebuah karya buku keren!

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun