Mohon tunggu...
Ainaya Safira
Ainaya Safira Mohon Tunggu... Guru - Jangan takut untuk mencoba

Memang baik menjadi orang hebat, tapi lebih hebat menjadi orang baik

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Introvert

9 Oktober 2019   15:59 Diperbarui: 9 Oktober 2019   16:12 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Mereka semakin larut dalam obrolan singkat itu hingga tak terasa hari semakin sore dan matahari semakin bersembunyi, bulan mulai menampakkan wujudnya. " ibu, bapa, Zahra kami pulang dulu, insyaallah besok lusa kita lanjut lagi pembicaraan yang seru ini " ucap safiyya seraya meminta izin untuk kembali ke rumahnya. 

" oh iya iya silahkan. maaf ya kalau terlalu sore, apa mau saya antar ?" tawaran dari ayahnya. " boleh pak kalau tidak merasa keberatan. " ucap asma yang langsung disahut oleh safiyya . " tidak usah pak, jam segini masih ada anggkot kok. Lagian tidak enak serasa merepotkan. "safiyaa yang merasa malu k.arena ucapan asma. Akhirnya mereka pun pulang dengan diantar oleh ayahnya Zahra karena tidak tega melihat dua orang anak remaja itu yang pergi tanpa ada yang mengawasi.  Sedangkan hari sudah mulai gelap.

Seperti biasa dihari senin selalu di adakan upacara pengibaran bendera merah putih yang mungkin bagi sebagian kecil murid yang tidak tahu nilai nasionalis dan yang tidak tahu perjuangan para pahlawan yang telah mempejruangkan Indonesia mereka akan menganggap ini adalah hal yang sepele. Tidak sedikit murid-murid yang kurang hikmat dalam melaksanakan upacara. 

Tapi Zahra, asma dan sebagian besar murid yang ada di sekolah itu mereka selau bersemangat dalam upacara itu, mereka selalu melaksanakannya dengan hikmat karena baginya ini adalah suatu kebanggaan dan kegigihan para pahlwan bangsa Indonesia yang selalu memperjuangkan Indonesia untuk memerdekakan sehingga menjadi Negara yang maju. 

Usai sudah upacara yang berlangsung hikmat itu, dalam pejalanannya kekelas Zahra dan asma dihampiri oleh seorang teman kelasnya yang belum terlalu begitu dekat dengannya. Seperti orang asing.

" hai aku Ishmah hasna widad bolehkah aku menjadi teman kalian? " sembari mengulurkan tangan."  oh tentu saja boleh sekali berteman dengan kami. Kita tidak pernah membeda-bedakan teman" Perkenalan singkat itu membawa mereka pada persahabatan yang diawali dengan singkat namun berjalan lama.


Sesuai dengan namanya Ishmah adalah wanita yang cantik dan ia adalah seseorang yang pandai memelihara persahabatannya. Zahra yang dulunya sangat pendiam sekarang mampu lebih banyak bicara. Semua itu tak terlepas  dari nasehat ayah dan ibunya. Selain dari mereka, ada juga teman-teman yang setia membantunya untuk lebih berani dalam berbicara. 

Kini persahabatan mereka bertambah satu orang. Ia adalah Ishmah. Sepulang sekolah mereka tidak langsung pulang, namun mereka selalu berkumpul terlebih dahulu dikantin walau hanya sebentar. Kalau sudah berkumpul seperti itu, mereka selalu lupa akan keterbatasan waktu.

" aku ingin meminta saran dari kalian." Ishmah yang sedang gelisah. " saran apa ishmah, ceritakanlah siapa tahu kita bisa membantumu." ujar Zahra sembari mengambil orange jus yang telah iya pesan tadi. " jadi gini aku itu lagi dekat dengan ketua basket di sekolah ini." Mendengar perkataan Ishmah, Zahra yang sedang meminum pun tersedak karena iya tidak bisa membicarakan seseorang itu. " eh Zahra kenapa?" Tanya asma dengan muka cemas." Are you okay Zahra?" sahut Safiyya. " aduh maaf-maaf aku tidak apa-apa kok, hanya saja aku tidak bisa membicarakan siapa itu. Maaf Ishmah" ucap Zahra sembari terbatuk-batuk. " oh iya tak apa-apa, ini aku yang salah kok aku tak mengerti kebiasaanmu, harus nya kau tidak mengatakan hal tadi. Sudah ya tidak usah dilanjutkan lagi." 

Dengan rasa bersalahnya Ismah berkata. " oke tapi aku punya saran untuk mu. Sebaiknya kita jangan memikirkan laki-laki terlebih dahulu. Karena kita kan masih sekolah lagian untuk remaja seperti kita tidak usah mengurusi cinta. Kita focus saja dulu pada tujuan dan cita cita kita. Kita kejar nilai kita agar bisa mendapatkan SBMNPTN dan atau SNMPTN. Lebih baik kita belajar dengan rajin oke? 

Dan ini pembicaran pertaman dan terakhir kita tentang laki-laki." Ujar Zahra yang berusaha memberikan nasehat kepada Ishmah dengan hati-hati agar Ishmah tidak tersingggung. " nah bener tuh apa yang dikatan Zahra sekarang kita semua pulang dan setrelah itu belajar. Semangat mengejar SB dan SN ya." Safiyya yang setuju dengan perkataan Zahra. " nah iya ayo kita pulang ibuku pasti sudah mencariku" ucap asma yang sedari tadi melihat jam di tangannya.
Seperti biara tradisi keluarga kecil itu tidak pernah terlewatkan. Setelah tradisi selesai, Zahra langsung bergegas masuk ke kamar untuk belajar sejarah karena besok ada ulangan harian sejarah. Tiba-tiba ada email masuk, seseorang mengiriminya pesan.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun