Mohon tunggu...
Ainaya Safira
Ainaya Safira Mohon Tunggu... Guru - Jangan takut untuk mencoba

Memang baik menjadi orang hebat, tapi lebih hebat menjadi orang baik

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Introvert

9 Oktober 2019   15:59 Diperbarui: 9 Oktober 2019   16:12 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Zahra hanya bisa mengangguk ayah dan ibupun langsung memeluk Zahra dan berkata " orang baru itu tidak buruk kan nak dan kamu mudah untuk beradaptasi hanya saja kamu tidak menyadarinya". Hari itu dipenuhi dengan kebahagiaan karena anak yang takut untuk berintraksi kini ia mampu untuk  melakukannya. " ibu dan ayah ingin bertemu dengan anak itu, kami ingin berterimakasih pada anak itu karena dia telah membantu kamu dalam beradaptasi dilingkungan yang baru." Ujar ayah " iya nanti akan Zahra ajak main mereka kesini untuk menemui ayah dan ibu."

Hari demi hari telah Zahra lalui. Tak terasa, MPLS pun telah usai. Tiba saatnya pembagian kelas yang sebenarnya. Nama demi nama sudah terpanggil dan akhirnya nama Zahra pun dipanggil. Dan ia masuk kelas favorite atau kelas unggulan yaitu kelas 7-B. 

ketika masuk kelas ia melihat sekelilingnya tidak ada orang yang dia kenal, ia sangat bersedih sekali karena iya berpikir tidak akan sekelas dengan asma tapi ternyata asma datang ke kelas itu dan melihat Zahra yang sedang duduk sendirian lalu ia meghampiri nya dan berkata " boleh aku duduk disini? " suara itu membuat Zahra terkejut " a..a..asma." ucapnya dengan terkejut. " iya Zahra ini aku" ujar Zahra dengan tersenyum. " Alhamdulillah ya asma kita bisa satu kelas aku senang sekali " ucap Zahra dengan senang hati yang tak bisa terdefinisakn.

Kini hubungan mereka terus berlanjut hinga menjadi sahabat. Begitupun hubungannya dengan safiyya walaupun mereka berbeda angkatan tapi mereka tetap menjalin hubungan yang baik. Umur bukan menjadi penghambat akan berlangsungnya kisah persahabatan. Mereka bertiga selalu menyempat kan waktunya untuk sekedar bertemu si sela-sela waktu istirahatnya. 

Waktu demi waktu mereka lalui dengan bersama. Hubungan yang erat, tidak dapat terpisahkan. Seperti sepasang sepatu yang selalu bersama tanpa dikesampingkan salah satunya. Tiba tiba, asma teringat dengan kata-kata ibu nya selamam untuk mengajak asma dan safiyya makan siang dirumahnya. " asma besokkan hari minggu, kamu ada waktu luang ga? " tanya zahra " ada, memangnya kenapa? " jawab asma. 

"ibu dan ayah ku ingin bertemu denganmu dan juga safiyya, mereka ingin berterima kasih karena kalian telah merubah aku menjadi lebih baik lagi. Berkat kehadiran kalian selama ini, aku bisa banyak bicara. Setidaknya tidak seperti orang yang membisu. Bagaimana mau ga?"." Boleh besok siang aku akan ke rumahmu?" ujar asma " oke kalu begitu aku akan mengajak ka safiyya." kata Zahra dengan nada senang hati.


Bel istirahat pun berbunyi. Zahra langsung mengajak asma keluar kelas untuk menemui safiyya di kelas 8-B. Zahra langsung mengutarakan maksud dan tujuannya. Safiyya pun bersedia untuk pergi kerumah Zahra besok siang.

Hari ini adalah hari yang sangat bersejarah bagi Zahra karena untuk pertama kali nya dua orang yang kini sudah menjadi sahabat baginya akan datang kerumahnya. Ibu dan ayah nya sudah menyiapkan beberapa hidangan untuk makan siang yang istimewa dan beberapa cemilan untuk menjamu mereka. Seperti ada pesta, semua berjejer dengan padat.

" assalamu'aikum Zahra..." terucap salam dari dua orang secara bersamaan. " nah itu temannmu sudah datang, wa'alaikumussalam." Ibu dan ayah nya serta Zahra pun berjalan menuju pintu rumah yang memang sengaja sudah terbuka. Dua orang itu tak lupa mencium Tangan ayah dan ibu nya Zahra."ini dia badia haniyah safiyya sesuai dengan namanya dia adalah seorang teman yang baik, lemah lembut dan juga unik. 

Nah kalo ini asma balqis haura." Ucap Zahra memperkenalkan temanya. " ayo silahkan masuk kita lanjut mengobrolnya didalam" sapa ibu nya dengan ramah. " sudah waktunya makan siang. Lebih baik kita makan siang terlebih dahulu yuk, biar sedikit santay. Apalagi jam-jam segini perut sudah mulai berdemo" Ujar ayahnya sambil melirik jaa tangannya.

Makan siang pun berlangsung dengan hikmat. Setelah seleasai, mereka semua berada di ruang tamu untuk berbicara sedikit. " terimakasih yaa safiyya dan asma telah merubah anak ibu menjadi orang yang seperti ini, dulu ia jarang sekali berbicara, namun sekarang ia mau berbicara dan terimakasih juga untuk kalian sudah menjadi temannya Zahra." Ucap ibunya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun