Para pendatang Eropa pindah menetap. Mereka membangun komunitas masyarakat baru. Sebaliknya, Indonesia dan juga India.
Keduanya adalah contoh koloni eksploitasi. Tujuannya murni mengeruk sumber daya. Nasib kedua jenis koloni berbeda.
Pada akhirnya, menyalahkan masa lalu salah. Berandai-andai tentang sejarah tak berguna. Masa depan bangsa ada sendiri. Pemerintah dan masyarakat yang bertanggung jawab.
Namun, memahami warisan kolonial krusial. Tujuannya bukan mencari kambing hitam.
Tujuannya mengerti akar masalah struktural. Sejarah adalah sebuah konteks penting. Sejarah bukanlah sebuah takdir bangsa.
Kemajuan harus selalu diperjuangkan. Bukan hanya diharapkan dari penjajah.
***
Referensi:
- Insights on India. (n.d.). Types of colonialism. Insights IAS. Diakses pada 26 Agustus 2025, dari https://www.insightsonindia.com/world-history/colonialism/types-of-colonialism/
- Jurnal Ilmiah Administrasi dan Sosial. (n.d.). Analisis faktor penyebab kemiskinan di Myanmar. Diakses pada 26 Agustus 2025, dari https://journal-stiayappimakassar.ac.id/index.php/Jimas/article/download/1748/2093/7436
- Kompas. (2025, 18 Agustus). Benarkah negara bekas jajahan Inggris lebih maju daripada jajahan Belanda? Kompas.com. https://amp.kompas.com/tren/read/2025/08/18/093000265/benarkah-negara-bekas-jajahan-inggris-lebih-maju-daripada-jajahan-belanda-
- United Nations Development Programme. (n.d.). Human Development Index. Diakses pada 26 Agustus 2025, dari https://hdr.undp.org/data-center/human-development-index
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI