Masalahnya bukan hanya soal sampah plastik. Di dalam filter bekas terperangkap racun. Ada ribuan zat kimia sangat beracun.
Asap yang melewatinya meninggalkan residu berbahaya. Puntung ini bisa terkena air hujan.
Ia juga bisa masuk ke dalam laut. Racunnya kemudian akan larut ke lingkungan.
Zat seperti nikotin dan arsenik lepas. Juga timbal dan logam berat lainnya. Penelitian membuktikan bahaya ini (National Center for Biotechnology Information, 2011).
Racun itu meresap ke dalam tanah. Ia juga mencemari aliran air tanah. Jika berakhir di perairan akan bahaya. Seluruh ekosistem di dalamnya akan terancam.
Kesalahan sering hanya ditimpakan pada perokok. Merekalah yang membuang puntung sembarangan. Perilaku itu memang tidak bisa dibenarkan.
Tapi mari kita ajukan pertanyaan lain. Pertanyaan yang lebih besar dan mendasar.
Siapa yang mendesain produk filter ini? Tentu saja perusahaan tembakau raksasa. Mereka sadar produk sisanya limbah beracun.
Limbah itu adalah plastik sangat berbahaya. WHO menyuarakan alarm bahaya soal ini. Dampak lingkungan industri tembakau disorot (World Health Organization, 2022).
Diskusi sampah puntung rokok tidak adil. Jika tidak menyorot tanggung jawab produsennya.
Dampaknya sudah sangat nyata dan terukur. Lembaga seperti Ocean Conservancy punya data.