Mohon tunggu...
Aidhil Pratama
Aidhil Pratama Mohon Tunggu... ASN | Narablog

Minat pada Humaniora, Kebijakan Publik, Digital Marketing dan AI. Domisili Makassar.

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Pilihan

Kambing Hitam dan Oknum, Jurus Lama Menghindari Tanggung Jawab

22 Agustus 2025   09:00 Diperbarui: 21 Agustus 2025   22:48 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kalau di Indonesia sini. Praktik serupa sering dibungkus dengan istilah lain. Yang kamu pasti udah familiar. Oknum.

Kata ini biasanya muncul. Saat ada aparat yang melakukan pelanggaran.

Misalnya ada polisi yang terlibat korupsi. Institusinya bakal bilang, "Itu ulah oknum. Bukan institusi."

Padahal kita semua tahu. Banyak kasus yang terstruktur. Sistemik, dan berulang.

Ambil contoh pembunuhan Marsinah di tahun 1993. Aktivis buruh ini ditemukan tewas. Setelah vokal menyuarakan hak pekerja.

Dugaan banyak orang waktu itu: tentara terlibat. Tapi yang dibawa ke pengadilan adalah pimpinan perusahaan tempat Marsinah bekerja.

Dia sempat jadi tersangka. Tapi belakangan dibebaskan karena kurang bukti.

Sekarang, banyak orang percaya. Dia cuma dijadikan kambing hitam. Sementara pelaku sesungguhnya? Nggak pernah diadili sampai hari ini.

Istilah "oknum" ini makin populer sejak Orde Baru. Sastrawan Seno Gumira Ajidarma bahkan pernah menulis. Bahwa kata "oknum" itu dipakai supaya institusi tetap terlihat bersih

Walau jelas-jelas ada yang salah di dalamnya. Strategi ini efektif. Publik marah ke individu. Tapi nggak sempat menguliti sistemnya yang salah.

-

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun