Kalau di Indonesia sini. Praktik serupa sering dibungkus dengan istilah lain. Yang kamu pasti udah familiar. Oknum.
Kata ini biasanya muncul. Saat ada aparat yang melakukan pelanggaran.
Misalnya ada polisi yang terlibat korupsi. Institusinya bakal bilang, "Itu ulah oknum. Bukan institusi."
Padahal kita semua tahu. Banyak kasus yang terstruktur. Sistemik, dan berulang.
Ambil contoh pembunuhan Marsinah di tahun 1993. Aktivis buruh ini ditemukan tewas. Setelah vokal menyuarakan hak pekerja.
Dugaan banyak orang waktu itu: tentara terlibat. Tapi yang dibawa ke pengadilan adalah pimpinan perusahaan tempat Marsinah bekerja.
Dia sempat jadi tersangka. Tapi belakangan dibebaskan karena kurang bukti.
Sekarang, banyak orang percaya. Dia cuma dijadikan kambing hitam. Sementara pelaku sesungguhnya? Nggak pernah diadili sampai hari ini.
Istilah "oknum" ini makin populer sejak Orde Baru. Sastrawan Seno Gumira Ajidarma bahkan pernah menulis. Bahwa kata "oknum" itu dipakai supaya institusi tetap terlihat bersih
Walau jelas-jelas ada yang salah di dalamnya. Strategi ini efektif. Publik marah ke individu. Tapi nggak sempat menguliti sistemnya yang salah.
-