Mohon tunggu...
Aidhil Pratama
Aidhil Pratama Mohon Tunggu... ASN | Narablog

Minat pada Humaniora, Kebijakan Publik, Digital Marketing dan AI. Domisili Makassar.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Dering Telepon Bos Bikin Jantung Deg-degan? Ini Masalah Serius yang Sering Diabaikan

22 Agustus 2025   05:00 Diperbarui: 21 Agustus 2025   17:28 28
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi telepon(Hassan OUAJBIR via Kompas.com)

Pernah nggak sih kamu lagi fokus ngerjain sesuatu. Tiba-tiba ponsel berdering? Nama atasan muncul di layar. Dan jantung langsung berdegup kencang.

Belum tahu apa isi pembicaraannya. Tapi tubuh kamu sudah bereaksi. Tangan dingin. Otak mendadak blank. Bahkan kadang rasanya mual.

Padahal setelah diangkat. Isinya cuma, "Eh, file itu kamu kirim ke email yang mana ya?". Atau "Besok meeting bawa kopi enggak, ya?"

Lucu? Mungkin. Tapi juga bikin frustrasi.

Reaksi semacam itu bukan cuma kamu yang mengalami. Banyak pekerja. Terutama di era kerja hybrid dan digital kayak sekarang. 

Ngerasa cemas tiap kali dengar dering telepon dari bos. Bukan karena takut dimarahi. Tapi karena ada ketegangan tak kasat mata. Yang muncul dari interupsi mendadak seperti itu.

Masalahnya karena kelihatan receh. Banyak yang akhirnya ngerasa ini bukan isu penting. Padahal dari sisi psikologis dan produktivitas, ini bisa berdampak serius.

-

Panggilan telepon dari atasan sering kali datang tiba-tiba. Tanpa konteks. Dan di waktu yang nggak tepat.

Buat sebagian orang. Ini sekadar interupsi kecil. Tapi buat yang lain. Ini bisa memicu stres tingkat tinggi.

Tubuh merespons dengan cepat. Seolah ada ancaman besar. Padahal belum tentu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun