Banyak pedoman diet saat ini sudah usang. Karena masih merujuk pada penelitian lama (Kompas.com, 2019). Rekomendasi tersebut belum diperbarui dengan temuan-temuan baru.Â
Temuan ilmiah tersebut tentunya lebih baru. Akibatnya, kepercayaan bahwa sarapan adalah suatu keharusan. Untuk menjaga metabolisme tetap kuat dipegang. Kepercayaan ini dipegang oleh masyarakat (Universitas Gadjah Mada, 2022).
Jadi, apa yang sebenarnya penting untuk mengelola berat badan? Faktor utamanya adalah total asupan kalori harian (Tirto.id).Â
Terlepas dari apakah seseorang sarapan atau tidak. Berat badan akan naik jika kalori masuk. Lebih banyak daripada kalori yang telah dibakar.Â
Penurunan berat badan selalu bergantung pada sesuatu. Yakni penciptaan defisit kalori secara konsisten. Ini harus dalam jangka panjang (Okezone, 2023; The Conversation, 2022).
Pilihan waktu makan juga sangat bersifat personal. Ada sebagian orang merasa cocok dengan sarapan. Sarapan membantu menjaga tingkat energi mereka. Juga mencegah makan berlebihan di kemudian hari (Alodokter).Â
Di sisi lain, ada yang lebih cocok. Dengan pola puasa intermiten atau melewatkan sarapan. Cara ini dirasa lebih efektif mengontrol berat. Terutama untuk mengontrol berat badan mereka (Chain Effect).Â
Pada akhirnya, tidak ada satu pendekatan. Yang cocok untuk digunakan oleh semua orang.
Selain jumlah kalori, kualitas nutrisi itu penting. Nutrisi dari makanan adalah kunci utamanya (KlikDokter).Â
Makanan kaya protein, serat, dan lemak sehat. Dapat membantu mengontrol nafsu makan Anda. Juga mencegah makan berlebihan pada akhirnya. Tidak peduli kapanpun waktu Anda untuk makan.
Sebagai kesimpulan, sarapan bukan solusi yang ajaib. Untuk menurunkan berat badan (Liputan6.com, 2023; KlikDokter).Â