Korupsi yang katanya mau diberantas habis-habisan. Malah seperti jamur di musim hujan. Malah tumbuh subur di mana-mana.Â
Hukum yang harusnya jadi panglima tertinggi keadilan. Kadang terasa tajam hanya ke bawah. Tumpul ke atas.Â
Belum lagi bicara soal ketimpangan sosial. Yang kian hari kian menganga lebar. Hemat saya, semua ini berakar dari semakin menipisnya penghayatan dan pengamalan nilai-nilai Pancasila tadi.
Kunci Utama Kebangkitan Pancasila
Lalu bagaimana caranya membangkitkan lagi marwah nilai-nilai luhur ini? Banyak yang bilang, rakyat yang harus mulai duluan. Dari diri sendiri. Tentu ada benarnya.Â
Tapi, dari pemahaman saya, keteladanan pemimpin  jadi syarat utama. Bahkan mungkin syarat mutlak. Bukan berarti peran serta rakyat tidak penting.Â
Tapi pemimpin kan ibarat nahkoda kapal. Kalau nahkodanya oleng. Kapalnya mau dibawa berlayar ke mana?
Ada sebuah teori kepemimpinan transformasional yang diperkenalkan oleh James MacGregor Burns dalam bukunya di tahun 1978.Â
Menurut Burns, pemimpin sejati bukan hanya sekadar manajer. Atau administrator yang menjalankan tugas rutin (The Open University).Â
Pemimpin transformasional adalah mereka yang bisa menginspirasi perubahan sosial. Melalui ketulusan. Integritas pribadi yang kokoh. Dan visi moral yang jelas. Bukan cuma pintar beretorika atau lihai bagi-bagi proyek.
Pemimpin transformasional, fokusnya mengangkat moralitas dan etika. Baik untuk diri dan pengikutnya. Inilah jenis kepemimpinan yang kita butuhkan saat ini.Â
Kalau pemimpinnya jujur. Punya visi jauh ke depan. Dan benar-benar bekerja sepenuh hati untuk rakyat. Saya yakin, masyarakat dengan sendirinya tergerak mengikuti.