Mohon tunggu...
Aidhil Pratama
Aidhil Pratama Mohon Tunggu... ASN | Narablog

Minat pada Humaniora, Kebijakan Publik, Digital Marketing dan AI. Domisili Makassar.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Dampak Cancel Culture di Indonesia, Antara Kontrol dan Persekusi

10 Februari 2025   06:00 Diperbarui: 10 Februari 2025   03:55 286
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi cancel culture. (Freepik/benzoix via Kompas.com)

Cancel culture di Indonesia nyata dengan dampak luas, dari hukuman sosial hingga ancaman hukum bagi individu.

Beberapa tahun terakhir, istilah cancel culture semakin sering kita dengar, terutama di media sosial. 

Fenomena ini menggambarkan situasi di mana seseorang, biasanya public figure, mendapatkan kecaman besar-besaran atas pernyataan atau tindakannya yang dianggap melanggar norma sosial. 

Kecaman ini bisa berwujud pada boikot, pemutusan kontrak kerja sama, sampai penghapusan seseorang dari ruang publik, baik secara sosial maupun profesional.  

Lantas, apakah cancel culture benar-benar terjadi di Indonesia? 

Jika iya, bagaimana dampaknya terhadap individu dan industri kreatif? Lalu bagaimana kita bisa mengantisipasi efek negatifnya?  

1. Kalcer Lama, Nama Baru  

Di Indonesia, cancel culture sebenarnya sudah lama dipraktekkan warga nusantara. Tindakan boikot sosial kepada individu atau kelompok yang dianggap menyimpang dari norma, eksis dalam berbagai bentuk dan istilah. 

Mulai dari pelabelan negatif, pengasingan, diusir dari kampung, sampai yang ekstrem, dihapus dari marga keluarga.  

Namun, media sosial mempercepat dan memperbesar dampaknya.  

Melansir VOA Indonesia, istilah cancel culture sendiri mulai populer di Indonesia sejak Agustus 2019, terutama di Jawa. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun