Garut - Belasan pelajar asal Jawa Barat yang sebelumnya dinyatakan lolos seleksi untuk mengikuti kegiatan Parlemen Remaja DPR-RI pada tanggal 15-20 September 2025 dikabarkan ditiadakan secara sepihak melalui surat resmi Sekretariat Jenderal DPR-RI dengan nomor B/13759/HM.03.03/8/2025 yang ditandatangani oleh Sekjen DPR-RI Indra Iskandar.
Kabar ini sontak menimbulkan kekecewaan mendalam yang terutama dari para peserta, pihak sekolah dan orang tua yang telah menaruh harapan besar pada program bergengsi tingkat nasional, mengingat kegiatan tersebut melalui seleksi ketat yaitu Curriculum Vitae, Esai Ilmiah dan Video Kampanye serta bersaing dengan ribuan pelajar seluruh Indonesia  berdasarkan 80 Daerah Pemilihan.
Kabar itu dibenarkan oleh Koordinator Alumni Parlemen Remaja Provinsi Jawa Barat yaitu Ahmad Ripqi Nur Pathoni serta menyampaikan rasa kekecewaan dan kegeramannya atas kejadian ini. Menurutnya, pembatalan sepihak tanpa penjelasan yang transparan menunjukkan lemahnya komunikasi dan koordinasi antara pihak penyelenggara dengan para peserta.
"Tentunya saya menyampaikan turut prihatin dan harus diakui saya sangat kesal, Bagaimana tidak anak-anak yang sudah berjuang dan lolos seleksi, lalu diberitahu batal digelar tanpa alasan yang jelas dan menunggu tahun depan? Ini bukan hanya mematahkan semangat mereka, tapi juga mencederai rasa keadilan," tegas Ahmad.
Ia menekankan bahwa kegiatan Parlemen Remaja sejatinya bukan hanya ruang pembelajaran politik dan demokrasi bagi generasi muda, tapi segala bentuk kebijakan politis yang diambil seharusnya mencerminkan nilai keterbukaan dan akuntabilitas dan itu diajarkan melalui kegiatan tersebut.
Ahmad pun berharap kegiatan Parlemen Remaja ini bukan ditiadakan tahun ini, tapi ditunda sampai batas waktu yang belum ditentukan atau opsi lainnya diarahkan melalui virtual meeting meskipun surat tersebut sudah bersifat final secara administratif.
"Saya paham kondisi saat ini belum dinyatakan kondusif secara penuh, Namun keputusan seperti ini harus diklarifikasi secara resmi dan dikaji lebih dalam. Jangan sampai muncul kesan bahwa generasi muda dipermainkan dalam proses pendidikan politik," tambahnya.
Ahmad juga akan segera koordinasi dengan Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (khususnya Gubernur dan Pimpinan DPRD Jabar) dalam menyikapi insiden tersebut dalam waktu yang sangat singkat.
Ia pun ingatkan khususnya pihak penyelenggara Parlemen Remaja melalui Setjen DPR-RI, untuk evaluasi menyeluruh dan memberikan penjelasan terbuka kepada khalayak agar tidak menimbulkan spekulasi liar di masyarakat. Ia berharap kejadian serupa tidak terulang dan generasi muda tetap diberi ruang untuk belajar serta berkontribusi bagi bangsa.
Adapun delegasi yang lolos ialah sebagai berikut