Terpojok di sudut rumah yang usang.
Di singgasana sederhana kau suguh segelas kopi
Lambaian daun kelapa yang elok
Bergemulai di hembus angin yang sejuk
Dibawah kelopak matamu aku berteduh.
Di tujuh tiga puluh pagi itu
Hadirmu bagai mentari terbit di musim hujan
Terkurung akal di sela waktu
Lantas kau hadir dan bercerita
Tentang ulat yang berusaha menjadi indah
Tentang burung yang bersuara merdu
Tentang lebah yang makan sari pati bunga.
Tentang suara sungai yang tenang.
Dahulu kau riang
Bahkan tak ada ruang untuk mereka yang datang
Entah apa yang menembus hayal mu
Sehingga kau lupa kita lagi bersama
Pekanbaru, 2022
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!