Mohon tunggu...
ahmad hassan
ahmad hassan Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

Berkecimpungan dalam dunia pendidikan. Suka musik klasik & nonton film. Moto "semua sudah diatur".

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Kalut (#16/Selesai)

11 September 2021   10:01 Diperbarui: 11 September 2021   10:04 219
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sementara itu, Dinda yang merupakan lulusan SMK, kepengin bekerja sebagai chef sesuai dengan background sekolahnya. Dika mendukung hal tersebut. Namun, sementara waktu ia minta Dinda untuk membantu mengurus rumahnya dulu. Ini dikarenakan pasca bersalin, Erika kembali sibuk kuliah.

Lagipula, Dika beralasan pandemi masih marak. Selain mengancam kesehatan juga berdampak pada hampir seluruh sektor usaha termasuk industri kuliner yang lesu. Dinda memahami maksud kakaknya itu dan menurutinya. Sebagai bentuk perhatian dan terima kasih, tak segan Dika memberi uang jajan pada adiknya selain rutin di awal bulan.

Dinda sudah berada lebih dulu di rumah kakaknya sebelum bayinya lahir. Sejak waktu itu, ia sudah rajin mengurus rumah sang kakak karena sudah terbiasa melakukan hal tersebut saat di rumahnya dulu. Hobi memasaknya tetap ia salurkan selama ikut kakaknya. Bahkan mendapat respons positif dari Erika. Bagi Erika, selain masakannya enak, Dinda juga sudah lumayan handal keahlian masaknya.

Tanpa bermaksud mengajari, Dinda suka memberi tips dan cara memasak kepada Erika. Terkadang bersama Erika, ia suka masak bareng sambil berbagi cerita tak hanya tentang masak-memasak tapi juga banyak hal. Banyak hal yang Erika ketahui tentang Dika dari cerita Dinda. Membuatnya semakin mengenal siapa Dika sesungguhnya.  

Setelah Raka lahir, Dinda punya tugas baru. Menyiapkan bubur, menggendong, dan sesekali memberinya ASI Erika yang sudah disiapkan dan disimpan dalam kulkas selagi Erika pergi ke kampus atau ada keperluan lain. Dengan senang hati, Dinda mengasuh si bayi. Apa yang dulu Dika lakukan kepadanya seakan terulang kembali. Kini gilirannya yang mengasuh anak kakaknya.

.......
Pagi itu, tampak seorang laki-laki sedang berlari mengelilingi lapangan basket diselingi sesekali gerakan stretching. Kondisi fisiknya terlihat bugar, sehat, dan kuat. Tak ada yang menyangka jika dulu ia pernah mengalami insiden kecelakaan fatal yang hampir membuatnya lumpuh.

Sudah enam bulan lebih, pelat logam dan baut yang dipasang saat operasi pen itu menempel di tulang paha kirinya. Sejauh ini tidak ada keluhan yang ia rasakan dengan keberadaannya. Meski demikian, opsi operasi pencabutan pelat baut itu akan ia tempuh. Tentunya dengan merujuk pada pertimbangan medis dokter setelah setahun berlalu atau bisa lebih cepat jika memang memungkinkan.

Bersepeda di akhir pekan kini jadi kebiasaannya yang baru. Perlu waktu baginya untuk dapat melakukan hal tersebut. Meski begitu, ia belum sepenuhnya sembuh dari trauma kejiwaan yang membekas dalam dirinya pasca kecelakaan motor itu. Masih ada rasa takut dalam berkendara meski hanya bersepeda. Sementara untuk bermotor, ia belum berani dan tampaknya perlu waktu yang lebih lama lagi bagi trauma healingnya.

Seperti yang pernah Herdi rencanakan, motor bekas kecelakaan itu, dengan izin Martha dihibahkan ke driver ojol saksi mata sekaligus orang pertama yang menemukan dan menolong Tomi saat kejadian. Herdi sempat menanyakan identitasnya ke petugas saat ia melapor ke Polsek ketika itu. Meski memerlukan biaya yang tidak sedikit untuk memperbaiki kerusakan pada motor, ia rela melakukannya sebagai rasa terima kasihnya kepada si driver.

Pasca lulus SMA, Tomi sengaja belum ikut tes masuk perguruan tinggi karena masih fokus pada pemulihan dirinya baik fisik maupun mental. Meskipun gap year, ia mulai mempersiapkan diri untuk kuliah tahun berikutnya. Untuk itu, ia mengambil kursus bahasa Inggris secara online. Sementara untuk mata pelajaran, ia mendatangkan guru privat ke rumah. Selain itu, seperti tak mau ketinggalan tren ia juga mencoba belajar online dengan platform digital yang marak selama masa pandemi.

Tentang rencananya kuliah di luar negeri seperti yang sudah ia utarakan ke orangtuanya, telah ia putuskan pilihannya. Tomi berencana akan melamar ke universitas di Singapura. Untuk itu, ia mulai mempersiapkan segala sesuatu agar dapat diterima dan berkuliah di universitas yang ia impikan. Dengan harapan semoga bencana pandemi global segera berakhir sehingga kegiatan perkuliahan bisa berjalan normal kembali.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun